Nama-nama jenderal bintang tiga menghiasi media massa sebagai calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis. Mulai dari Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit hingga Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar.
Namun dari sekian nama tersebut, beredar informasi dari sumber Istana, nama Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dikabarkan menjadi calon tunggal dalam perebutan posisi TB1 tersebut.
Gatot disebut-sebut merupakan salah satu dari 14 Jenderal Polri yang akan ikut berebut kursi Kapolri sebagai pengganti Jenderal Polisi Idham Azis.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Presidium IPW Neta S Pane, menyusul akan berakhirnya masa jabatan Jenderal Polisi Idham Azis yang memasuki masa pensiun. Asal tahu saja, Komjen Gatot Eddy merupakan lulusan Akpol tahun 1988.
Saat ini ia tengah menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) sejak menerima surat telegram rahasia bernomor ST/3330/XII/KEP./2019 tertanggal 20 Desember 2019.
Ia ditunjuk untuk menggantikan Komjen Pol Ari Dono Sukamto yang hendak memasuki masa pensiun. Diketahui, Gatot yang lahir di Solok, Sumatra Barat tersebut merupakan perwira tinggi Polri yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir jenderal yang memiliki bintang tiga ini sebelum menjadi Wakapolri adalah sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya. Sebelumnya, ia mengawali karir kepolisiannya sebagai Wakil Kepala Kepolisian Sektor Wlingi Resor Blitar pada tahun 1988.
Selain itu, tahun 2012 Komjen Gatot Eddy juga mengemban tugas sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri.
Kemudian sebagai Wakapolda Sulawesi Selatan pada tahun 2016. Karirnya semakin cemerlang, hingga ia diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya.
Sejumlah prestasi Komjen Gatot Eddy dalam menangani kasus besar antara lain, menangani kasus pencurian dengan kekerasan lintas provinsi kelompok John Tamba pada tahun 2011 dan kasus pembobolan kartu kredit pada tahun 2011.
Riwayat Pendidikan
AKABRI A (1988)
PTIK (1996)
SESPIM (2002)
SESPIMTI (2012)
Kepangkatan
Letnan Dua Polisi (26—07—1988)
Letnan Satu Polisi
Kapten Polisi
Mayor Polisi
Ajun Komisaris Besar Polisi
Komisaris Besar Polisi (2008)
Brigadir Jenderal Polisi (17—10—2014)
Inspektur Jenderal Polisi (21—07—2017)
Komisaris Jenderal Polisi (26—12—2019)
Riwayat Jabatan
Wakil Kepala Kepolisian Sektor Selektif Wlingi Resor Blitar (1988)
Kepala Kepolisian Sektor Srengat Resor Blitar (1988)
Komandan Peleton Taruna Akabri Semarang (1991)
Perwira Administrasi Operasi Pusat Komando Pusat Komando dan Pengendalian Kepolisian Daerah Metro Jaya (1991)
Perwira Menengah Kepolisian Daerah Metro Jaya (1992)
Kepala Sub Unit Curi Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya (1993)
Perwira Menengah pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1994)
Kepala Sekretariat Operasi Pusat Komando Pusat Komando dan Pengendalian Biro Operasi Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur (1996)
Kepala Kepolisian Sektor Cempaka Putih Resor Metro Jakarta Pusat (1998)
Perwira Bantuan Muda Tugas Khusus Perwira Bantuan IV/Staf Personil Polri (1999)
Perwira Penghubung Protokol Kapolri (2001)
Kepala Satuan I/Pidana Umum Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Timur (2002)
Kepala Kepolisian Resor Blitar (2005)
Sekretaris Pribadi Kapolri (2006)
Kepala Kepolisian Resor Metro Depok (2008)
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan (2009)
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya (2011)
Analis Kebijakan Madya bidang Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri (2012)
Analis Kebijakan Madya bidang Pengkajian Strategi Staf Operasi Polri (2012)
Kepala Bagian Dukungan Administrasi Operasional Biro Pembinaan Operasi Staf Operasi Polri (2013)
Kepala Biro Kelembagaan Tata Laksana Staf Perencanaan dan Anggaran Polri (2014)
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (2016)
Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri (2017)
Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri (2018)
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (2019)
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (2019)
Kasus terkenal
Pencurian dengan kekerasan lintas provinsi kelompok John Tamba (2011)
Pembobolan kartu kredit (2011)
Sumber: REQnews