JAMBI – Sebanyak 7.939 tenaga kesehatan di Kota Jambi yang menjadi sasaran vaksin COVID-19 tahap pertama di daerah itu, baru sekitar 519 tenaga kesehatan yang sudah divaksin COVID-19, sementara ribuan tenaga kesehatan lainnya belum mendapatkannya.
“Memang banyak tenaga kesehatan yang belum divaksin COVID-19, karena saat dilakukan screening awal mereka tidak dapat divaksinasi karena tekanan darahnya tinggi sehingga tidak dianjurkan untuk divaksin,” kata Wakil Wali Kota Jambi Maulana, Selasa (9/1).
Meski demikian, vaksinasi COVID-19 terhadap tenaga kesehatan tersebut masih dapat dilaksanakan. Karena vaksinasi terhadap tenaga kesehatan pada tahap awal tersebut dilakukan hingga awal Februari 2021.
Sehingga saat tekanan darah tenaga kesehatan tersebut sudah normal, maka vaksinasi COVID-19 terhadap tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan.
Sebanyak 7.939 tenaga kesehatan di Kota Jambi yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19 tersebut tersebar di 17 rumah sakit, 20 puskesmas dan satu kantor kesehatan pelabuhan (KKP).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi Ida Yuliati mengatakan, 519 tenaga kesehatan yang sudah di vaksin tersebut yakni tenaga kesehatan yang sudah di vaksin dari tanggal 14-16 Januari 2020. Saat ini data tenaga kesehatan yang sudah di vaksin sudah bertambah, namun memang masih terdapat tenaga kesehatan yang belum divaksinasi.
“Waktu untuk vaksinasi tenaga kesehatan masih tersedia hingga Februari 2021, jadi masih ada waktu untuk melakukan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan tersebut,” kata Ida Yuliati.
Sementara itu, memang terdapat beberapa aturan yang tidak membolehkan seseorang dilakukan vaksinasi COVID-19. Diantaranya pernah terinfeksi COVID-19, tensi darah tinggi, memiliki penyakit penyerta atau komorbid, seperti penyakit diabetes, jantung dan jenis penyakit lainnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas pal X dr Sri Rosyanti mengatakan di puskesmasnya terdapat beberapa tenaga kesehatan yang belum divaksinasi karena saat dilakukan pemeriksaan tekanan darahnya tinggi. Sehingga vaksinasi COVID-19 terhadap tenaga kesehatan tersebut ditunda dan akan dilakukan saat tekanan darahnya sudah normal.
“”Usai pemeriksaan, kebanyakan mereka tidak bisa disuntik vaksin, karena tensinya tinggi,” kata dr Sri Rosyanti. (Red)