TANJAB TIMUR – Petani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengeluh dengan kondisi banjir yang melanda. Sawah padi mereka terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan.
Banjir dinilai paling parah dari tahun sebelumnya itu juga merendam gudang beras. Ini terjadi di Desa Simpang Datuk, Kecamatan Nipah Panjang. Petani terancam merugi.
“Sudah terjadi sejak sepekan lalu,” kata salah satu petani Desa Simpang Datuk, Ambo Irik, Selasa (19/1).
Kondisi banjir justru membuat petani terhalang menyemprot gulma dan pemupukan. Seharusnya padi berumur 15 sampai dengan 20 hari sebelum tanam (HST) sudah harus dipupuk.
“Umur padi sudah sampai 60 lebih HST, tapi belum juga bisa dipupuk. Seluruh gudang beras yang ada di Simpang Datuk juga terendam banjir. Jika banjir masih terjadi, beras dan padi akan menurun kualitasnya. Berpengaruh terhadap harga jual,” katanya.
“Kalau ini terus-terusan terjadi kerugian mencapai puluhan juta. Padi kami di 8 gudang ada 1.550 kilogram yang terkena dampak banjir. Bila dijadikan beras kurang lebih 6.000 kilogram dengan total uangnya sekitar Rp48 juta,” tambahnya.
Kata dia, yang bisa dilakukan sekarang hanya mengharapkan banjir bisa cepat surut. Petani juga berharap Bupati setempat, Romi Hariyanto membuatkan embung menampung air jika terjadi banjir seperti sekarang ini.
“Kita sudah mengusulkan melalui musrenbangdes. Mudah-mudahan keluhan ini bisa menjadi perhatian pemerintah,”katanya.(Hifni)