JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto menduga Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin berotak sungsang.
Pernyataan Sunanto merespons ucapan Ngabalin yang menyebut Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas berotak sungsang karena mengkritik tes wawasan kebangsaan (TWK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kalau menunjuk, empat jari ke diri kita sendiri. Jangan-jangan yang sungsang Pak Ngabalin,” kata Sunanto saat dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (13/5).
Sunanto menilai tak ada yang salah dari kritik Busyro. Menurutnya, Busyro menyampaikan kritik dengan landasan argumentasi yang jelas dan objektif.
Dia juga mengingatkan Presiden Joko Widodo terbuka terhadap kritik. Sunanto meragukan pernyataan Ngabalin sebagai representasi Jokowi.
“Saya rasa sudah sangat berlebihan dan sudah tidak beretika. Seharusnya dia meminta maaf atas pernyataan itu karena itu juga merugikan pada semua proses yang dilakukan Pak Jokowi,” ujarnya.
Sunanto meyakini lingkaran Jokowi berkomunikasi dengan santun. Dia menyarankan Ngabalin membalas kritik Busyro dengan data dan fakta.
“Kalau (TWK) tidak melemahkan (KPK), tinggal dibuktikan saja. Jangan sampai negara membuat stereotip terhadap kritik yang membangun,” ucap Sunanto.
Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Busyro menyebut riwayat KPK sudah tamat di tangan Presiden Jokowi. Menurutnya, TWK KPK bagian dari deretan upaya pelemahan KPK.
Komentar Busyro itu ditanggapi Ngabalin dengan serangan balik. Dia menyebut setiap orang yang meragukan TWK KPK sebagai orang berotak sungsang.
“Mereka menuduh bahwa proses TWK suatu proses diada-adakan karena di UU tidak ada rujukan pasal dan ayat tentang TWK. Ini orang-orang yang sebetulnya tidak saja tolol, tapi memang cara berpikir terbalik, otak-otak sungsang ini namanya,” ucap Ngabalin, Rabu kemarin.