JAKARTA – Indonesia sedang mengusahakan memiliki vaksin Covid-19 buatan sendiri yakni melalui Vaksin Merah Putih.
Salah satu yang ikut dalam pengembangan adalah Lembaga Eijkman yang kemungkinan akan menyelesaikan seluruh tahapan pada pertengahan tahun depan.
“Proses sudah sampai diperalihan dari R&D dan industry yang akan dilanjutkan dengan uji klinik dan sebagainya. Dengan skenario kita perkirakan baru pertengahan [tahun depan] mendapatkan emergency use authorization,” kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio dalam webinar Beyond Vaksin Gotong Royong, dikutip dari kanal Youtube Narasi Institute, Jumat (21/5/2021).
Dia mengatakan memang diharapkan prosesnya bisa diperpendek. Yakni pada awal tahun depan kuartal I-2021 dapat mendapatkan ijin penggunaan darurat dan diberikan pada masyarakat.
Menurutnya dalam pandemi pengembangan vaksin bisa diperpendek waktunya. Biasanya uji klinis dikerjakan dalam 5-10 tahun namun diperpendek 8-12 bulan.
Dalam keadaan normal, uji klinis dilakukan dalam pararel. Jadi harus menyelesaikan satu tahap baru melakukan tahap berikutnya.
“Situasi pandemik kita dibolehkan semi paralel fase 1 belum selesai memberikan hasil menjanjikan,50% ada report yang bagus boleh dilanjutkan fase 2,” jelasnya.
Selain itu prosedur praklinik yang biasanya harus mendapatkan persetujuan dari luar negeri, ini cukup di Indonesia dan sekitar tiga bulan.
“Komitmen riset BRIN menyelesaikan bibit vaksin cepat dibandingkan situasi non pandemic butuh waktu 2-5 tahun rnd saja, saat ini bisa kita lakukan 12 bulan,” ungkap Amin.
Amin mengatakan untuk pendanaan dibagi antara Kemenristek/BRIN dan Kementerian Kesehatan, sebelum ada perubahan struktur. Saat fase RnD, dibiayai oleh BRIN sementara saat uji klinis oleh Kementerian Kesehatan.
“Untuk uji klinik lebih besar biayanya daripada untuk fase R&D. Karena hitungannya uji klinik butuh subyek minimal 5000 orang idealnya 20 ribu orang. Setiap subyek biaya uji klinik hitungan kasarnya Rp20 juta. Jadi Rp400 miliar untuk uji klinik saja ditambah aktivitas R&D diselesaikan jadi sekitar itu lah,” ucap Amin. (CNBC)