JAMBI – Tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Jambi pada Kamis sore (1/7/2021), menjemput paksa mantan Kepala Badan di Dinas Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Jambi Subhi.
Jaksa menjemput paksa karena Subhi selalu mangkir ketika diperiksa.
Anak buah Wali Kota Jambi Syarif Fasha itu ditetapkan tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi pemotongan pembayaran dana insentif pemungutan pajak pada tahun 2017 hingga 2019. Nilai diperoleh Subhi ditaksir mencapai Rp1,2 miliar lebih.
“Sudah lakukan upaya penangkapan dari tim penyidik dengan mendatangi rumah tersangka S, tapi yang bersangkutan tidak berada di tempat. Penangkapan itu karena tersangka selalu mangkir saat diperiksa,” kata Kasi Intel Kejari Jambi Rusydi Sastrawan.
Dia mengatakan Subhi sudah tiga kali mangkir. Subhi tak pernah muncul saat diminta datang untuk diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif pajak pegawai di BPPRD Kota Jambi.
“Menurut anaknya yang ada di rumah, dari tadi pagi yang bersangkutan tidak berada di rumah,” ujar Rusydi.
Sebelumnya, Kejari Jambi telah melakukan penggeledahan terhadap kantor BPPRD Kota Jambi pada Selasa (29/6). Dari hasil penggeledahan, jaksa menyita beberapa dokumen terkait dugaan korupsi itu.
Tim dari kejaksaan juga menyita uang Rp 212 juta yang diduga terkait kasus pemotongan insentif pajak pegawai BPPRD Kota Jambi sejak 2017 hingga 2019.
“Uang tersebut merupakan uang tersangka S (Subhi) yang beberapa waktu lalu mengembalikan kepada para PNS,” kata Rusydi.
Subhi telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejari Jambi saat ia menjabat kepala badan di BPPRD Kota Jambi. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, jabatan Subhi diisi oleh pelaksana tugas, yakni Doni Triadi.
“Beliau saat ini memang telah mengundurkan diri sebagai Kepala BPPRD, dengan alasan ingin fokus menghadapi permasalahan hukum yang sedang dihadapi oleh beliau saat ini,” ujar juru bicara Pemkot Jambi, Erwandi. (dtk/ij)