JAMBI – Virus Corona varian delta ternyata telah memasuki Jambi sejak awal tahun 2021.
Jumlah yang terpapar sebanyak tujuh orang. Dua orang terpapar AY1 atau delta plus dan lima orang terpapar AY3.
Hal tersebut diketahui berdasarkan penelitian dari 454 orang pasien Covid-19 yang dijadikan sampel oleh lembaga biologi molekuler Eijkman Jakarta. Penelitian ini dipimpin Profesor Amin Subandrio.
“Berdasarkan data pemeriksaan sejak bulan Januari sampai Mei, ada 7 orang. Hasilnya baru dikeluarkan sekarang,” ujar Dirut RSUD Raden Mattaher Jambi, dr Ferry Kusnadi, Rabu (28/7).
Tujuh pasien tersebut belum dipastikan kondisinya setelah sembuh. Yang jelas, kata Ferry, mereka telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi.
“Mungkin dalam 2 hari lagi akan tahu kondisinya. Apakah pulang sembuh atau meninggal, itu kita belum tahu,” katanya.
Sementara itu, penanggung jawab laboratorium PCR RSUD Raden Mattaher dr Sotianingsih belum bisa menginformasikan identitas tujuh orang tersebut.
Menurutnya, pada saat pengiriman maupun penerimaan hasil sampel, pihaknya hanya memberikan informasi dengan cara penomoran.
“Karena saat mengirimkan sampel kita tak mencantumkan nama dan alamat sesuai SOP yang ada, cuma berdasarkan nomor dan ini sedang kami lacak lagi. Untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas virus varian Delta ini, kami segera melakukan tracking terhadap orang kontak erat dengan pasien,” katanya.
Menanggapi ini, Gubernur Jambi Al Haris terus mengingatkan warga agar selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Wajib memakai masker, mencuci tangan setelah beraktivitas, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
“Yang terpenting masyarakat harus disiplin. Ini jangan lengah, tunggu baru diawasi, baru pakai masker. Sudah tidak diawasi (petugas) buka masker. Tolonglah disiplin,” kata Al Haris.