JAKARTA – PP Muhammadiyah menyerukan semua pihak mewaspadai politikus ikan lele, yang dinilai kerap memperkeruh suasana di tengah masa pandemi.
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno menyebut para politikus ikan lele bahkan ingin mengubah demokrasi.
“Seruan yang arif dan dijiwai semangat kebersamaan dan pencerahan. Kami mendukung (Muhammadiyah) dan bersama-sama segenap komponen bangsa siap untuk mempersempit ruang gerak ‘politisi ikan lele’ tersebut,” kata Hendrawan, Jumat (6/8/2021).
Hendrawan lantas menjelaskan lebih lanjut terkait politikus ikan lele sebagai pihak yang ingin terus-menerus bertikai dan menebar benih pertikaian hingga tidak ingin suasana teduh.
Menurutnya, para politikus ikan lele ini bahkan hendak mengubah demokrasi di Indonesia.
“Politisi yang suka memecah belah, membuat suasana teduh menjadi keruh, yang suka menebar benih-benih pertikaian, bertentangan dengan semangat kita untuk membangun solidaritas nasional, dan disiplin sosial dalam rangka mempercepat penyelesaian masalah-masalah sosial yang kita hadapi. Apa pun langkah yang kita lakukan dilihat sisi buruknya. Demokrasi mau diubah jadi monokrasi,” jelasnya.
Kemudian Hendrawan menyampaikan cara melawan politikus ikan lele. Dia menyebut caranya adalah dengan memberikan informasi akurat sehingga kecerdasan kolektif masyarakat terhadap persoalan sosial-politik meningkat.
“Kita harus terus-menerus memberikan informasi yang akurat agar literasi masyarakat terhadap persoalan-persoalan sosial-politik meningkat. Kecerdasan kolektif masyarakat akan melelehkan bara dan berahi kekuasaan politisi ikan lele ini,” ucapnya.
Sebelumnya, istilah ‘politikus ikan lele’ itu diungkapkan oleh Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Dia mengutip istilah itu dari Buya Syafii Maarif.
Menurutnya, sifat politikus ikan lele senang memperkeruh suasana dan mengadu domba di masa pandemi COVID-19. Itulah yang harus diwaspadai.
“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” kata Mu’ti.
“Politisi ikan lele itu adalah politisi yang semakin keruh airnya maka dia itu semakin menikmati kehidupannya sehingga karena itu sekarang ini banyak sekali orang yang berusaha memancing di air keruh dan banyak orang yang tidak sekadar memancing di air keruh, tapi juga memperkeruh suasana,” sambung Mu’ti.
Mu’ti menjelaskan politikus ikan lele adalah mereka yang bersikap partisan dan menggunakan popularitasnya sebagai pendengung.
Di setiap kelompok partisan tersebut, Mu’ti menengarai selalu ada beberapa orang yang mengambil peran sebagai politikus ikan lele.
“Misalnya banyak yang mengaitkan dengan teori-teori konspirasi yang mengatakan bahwa COVID ini adalah buatan China, dan ini adalah cara China melumpuhkan Indonesia dan sebagainya. Saya kira pandangan-pandangan spekulatif itu tidak dapat kita benarkan tapi itu juga berseliweran di masyarakat sehingga dalam keadaan yang serba sulit seperti sekarang ini ada kelompok-kelompok tertentu yang saya pinjam istilahnya Buya Syafii Maarif itu seperti politisi ikan lele,” jelas Mu’ti.