JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, ekspor produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada Juni 2021 mencapai 2.026 ribu ton atau turun sekitar 14,3% ketimbang Mei 2021.
“Penurunan ekspor diduga karena pengusaha cenderung bersikap wait and see akibat volatilitas harga yang sangat tinggi,” kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono di Jakarta, Rabu (18/8/2021).
Dari sisi nilai ekspor produk minyak sawit pada Juni 2021 mencapai US$18,55 miliar atau naik 9,5% dibandingkan dengan bulan Mei 2021.
Gapki mencatat harga rata-rata bulan Juni adalah US$ 1.054/ton atau turun 15,1% dari harga bulan Mei yang mencapai US$ 1.241/ton.
Sementara dari sisi negara tujuan, ekspor minyak sawit secara bulanan turun seperti ke pasar Uni Eropa pada Juni mengalami penurunan sekitar 151.000 ton.
Begitu juga ekspor ke Timur Tengah turun 124.000 ton, India turun sekitar 105.000 ton dan Pakistan turun 108.000 ton.
“Tetapi secara year on year (yoy) penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India hampir 475.000 ribu ton,” kata Mukti.
Tak hanya ekspor, produksi minyak sawit, baik CPO dan palm kernel oil (PKO) di Juni 2021 juga mengalami peningkatan.
Produksi CPO bulan Juni mencapai 4.482 ribu ton sedangkan PKO mencapai 426 ribu ton. Sehingga produksi CPO ditambah PKO sekitar 12,7% atau lebih tinggi dari bulan Mei yang sebesar 4.354 ribu ton.
Sementara secara yoy produksi CPO dan PKO tahun 2021 adalah 4,3% atau lebih tinggi dari tahun 2020.
Kenaikan produksi, penurunan ekspor dan konsumsi telah memulihkan stok menjadi 4.150 ribu dari 2.848 ribu ton pada bulan Mei.