JAMBI – Bank Indonesia Provinsi Jambi memprediksi inflasi Provinsi Jambi pada triwulan III 2021 diprakirakan tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya.
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi, Suti Masniari Nasution mengatakan pertumbuhan inflasi terutama dipengaruhi oleh tingginya permintaan barang dan jasa seiring membaiknya kondisi perekonomian nasional dan global dan meningkatnya keyakinan masyarakat seiring sentimen positif terhadap program vaksinasi COVID-19.
“Inflasi keseluruhan tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020,” katanya, Rabu (15/9).
Kondisi ini dikatakan Suti utamanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Inflasi bahan pangan terutama meningkat tajam pada triwulan IV 2021 akibat potensi cuaca yang kurang kondusif dan pemangkasan produksi oleh produsen untuk menghindari kerugian, namun disisi lain permintaan meningkat karena momentum hari besar keagamaan nasional dan tahun baru 2022.
Sementara itu, laju inflasi triwulan II 2021 tercatat 2,43 persen (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,65 persen (yoy) namun lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 1,33 persen (yoy).
Perkembangan IHK Provinsi Jambi merupakan komposit dari inflasi Kota Jambi sebesar 2,58 persen (yoy) dan Kabupaten Bungo sebesar 1,27 persen (yoy).
Tekanan inflasi Kota Jambi terutama dipengaruhi oleh peningkatan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Pada triwulan II 2021, kelompok ini mengalami inflasi 5,76 persen (yoy) didorong oleh inflasi sub kelompok makanan sebesar 6,15 persen (yoy).
Lebih lanjut, inflasi didorong oleh kelompok rokok dan tembakau juga mengalami inflasi sebesar 4,73 persen (yoy).
“Meningkatnya harga rokok dan tembakau diakibatkan kenaikan tarif cukai tembakau yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 12,5 persen,”sebutnya.
Sementara, inflasi Kabupaten Bungo pada triwulan II 2021 terutama disumbangkan oleh perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 6,78 persen (yoy) dengan sumbangan 0,43 persen.
Inflasi kelompok ini disebabkan kenaikan sub kelompok perawatan pribadi lainnya dan perawatan pribadi dengan inflasi masing-masing sebesar 11,53 persen (yoy) dan 3,14 persen (yoy).
Inflasi pada sub kelompok perawatan pribadi lainnya ditopang oleh inflasi emas perhiasan 14,95 persen( yoy) dan jam tangan 7,11 persen ( yoy). Kenaikan harga pada komoditas emas domestik sejalan dengan kenaikan harga emas global.