Jambi – Ekonom sekaligus mantan Anggota DPR RI Komisi Keuangan dan Perbankan tiga periode, Usman Ermulan, menyarani Pemerintah Provinsi Jambi memaksimalkan potensi pertambangan batu bara guna menopang perekonomian nasional maupun ekonomi daerah.
Jambi akan merugi bila ini tidak dikelola dengan baik. Menurut Usman, hasil pertambangan bukan hanya menggunakan transportasi darat. Hukum ekonominya melalui Sungai Batanghari.
“Jelas kapasitasnya sekali bawa 1.000 ton. Biayanya lebih murah daripada angkutan darat, pasti itu akan dipilih para pengusaha tambang. Sedangkan mobil (truk) hanya 10 sampai 12 ton,” ujar Usman Ermulan, Rabu (22/9).
Usman meyakini pemerintah Jambi siap menjalani itu, bekerja sama Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Jambi. Cukup mengeruk spot-spot tertentu yang akan dilalui kapal pengangkut batu bara di Sungai Batanghari.
“Atau mungkin kerja sama dengan para penambang pasir di kawasan Sungai Batanghari,” katanya.
Mantan Bupati Tanjungjabung Barat yang dikenal peduli ekonomi kerakyatan dua periode ini menyebutkan, batu bara merupakan penyumbang devisa melalui pajak dan royalti yang dibayarkan ke negara.
Dengan berseliwerannya kapal-kapal pengangkut batu bara di sepanjang Sungai Batanghari, daerah pun semakin diuntungkan melalui Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 30 persen.
“Ini bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi warga yang hidup di sepanjang Sungai Batanghari. Karena kapal yang mengangkut batu bara itu tak akan mungkin selalu singgah di pelabuhan. Warga bisa berjualan pakai ketek (perahu). Pasti dipanggil oleh kapal-kapal ponton itu,” ucap Usman.
Keuntungan lainnya, lanjut Usman, menekan polemik yang terjadi di jalan raya dengan masyarakat.
“Kerusakan jalan bisa teratasi, beban belanja pemerintah jadi berkurang,” sebut Usman.
Truk pun masih bisa berseliweran, mengangkut dari jarak dekat dari sumber tambang ke pinggir sungai tempat stock file. Setiap truk kebagian rata-rata kebagian dua sampai tiga rit dalam sehari.
“Kebijakan ini akan berdampak positif terhadap perekonomian lokal dan nasional,” tegas Usman.
Sekedar informasi, Jambi memiliki sumber daya batu bara mencapai 6,81 miliar ton atau 4,7 persen dari total sumber daya batu bara nasional.
Sedangkan cadangan batu bara tercatat sebesar 2,13 miliar ton atau sekitar 5,5 persen dari cadangan batu bara nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jambi dirilis 1 September lalu, nilai ekspor Kelompok Pertambangan pada bulan Juli 2021 naik sebesar 37,60 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari US$ 88,08 juta pada bulan Juni 2021 menjadi US$ 121,20 juta pada bulan Juli 2021.
Kenaikan terjadi pada nilai ekspor komoditi migas serta komoditi batubara. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya naik sebesar 35,54 persen.
Dari dalam negeri Harga Batubara Acuan (HBA) yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) harganya selalu menanjak sejak bulan Maret tahun ini.
Kala itu HBA tercatat di angka US$ 84,47 dan terakhir bulan September ini harganya mencapai US$ 150,03 per ton, yang berarti dalam kurun waktu kurang dari setahun HBA telah menguat hingga 77,61 persen.
“Kita harus meningkatkan ekspor batu bara guna membantu dan memperkuat cadangan devisa negara. Dana Moneter Internasional atau IMF sangat tertarik dengan ekspor Indonesia, justru itu IMF mau membantu dana untuk cadangan devisa negara supaya ekspor terus ditingkatkan. Apapun kebijakan pemerintah daerah, jangan sampai menurunkan ekspor Indonesia. Sehingga ada perhatian pemerintah Pusat terhadap daerah,” pesan Usman, juga mantan Staf Khusus Menteri/Kepala Bappenas RI.