INDIKATOR Politik Indonesia merilis hasil Survei Nasional bertajuk evaluasi publik terhadap penanganan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, dan demokrasi pada hari ini, Minggu kemarin (26/9/2021).
Khusus untuk perekonomian, hasil survei itu menunjukkan 36,7% masyarakat Indonesia yang disurvei melihat keadaan ekonomi Indonesia buruk.
Sementara itu 7,4% mengatakan sangat buruk. Sehingga 44,1% masyarakat Indonesia yang disurvei melihat kondisi ekonomi nasional dalam keadaan tidak baik.
Menjawab hal tersebut, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, yang turut hadir dalam pemaparan hasil survei itu, mengatakan kondisi pandemi Covid-19 yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia suatu keadaan yang menantang.
Di satu sisi pemerintah Indonesia harus menangani pandemi Covid-19, namun secara bersamaan juga harus tetap menjaga pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, menurut Bahlil, pemerintah mengambil pendekatan gas dan rem.
Berdasarkan data BPS per kuartal II-2021, pertumbuhan ekonomi tumbuh 7,07% dengan kontribusi, konsumsi rumah tangga tumbuh 5% lebih. Selain itu, belanja pemerintah juga tumbuh, sektor UMKM, dan investasi.
“Strategi kita ke depan agar kepercayaan publik kepada kami tetap menjaga penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas dan mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru di Indonesia,” ujarnya.
Penyelesaian pandemi Covid-19 merupakan kunci dalam pemulihan ekonomi nasional. Namun, sepanjang tahun 2021, Bahlil mengakui berat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5%.
“Ekspektasi kami dari Kementerian Investasi di tahun 2021 (pertumbuhan ekonomi) di 5% agak berat. Kalau 4% sampai 4,3% saya optimis,” katanya.