JAMBI – Harimau sumatera beberapa kali dikabarkan keluar dari teritorialnya dan masuk ke permukiman di Jambi.
Situasi ini bisa terjadi, karena kurangnya sumber makanan di dalam hutan untuk kucing besar tersebut.
Kasi Konservasi Wilayah III BKSDA Jambi, Farid menyampaikan populasi babi hutan sebagai mangsa utama bagi harimau, sedang menipis. Diduga, salah satu penyebabnya, yakni virus asal Afrika ‘menyerang’ babi hutan.
“Babi hutan sudah banyak habis. Deteksi awal dan dari laporan, gejalanya menyerupai serangan virus asal Afrika,” katanya, Rabu (29/9).
Dengan menipisnya populasi babi hutan, harimau sumatera berpotensi keluar hutan. Bukan untuk menyerang, tetapi ingin mencari makanan.
“Itu mungkin menjadi salah satu sebab harimau keluar dari hutan,” ujar Farid.
Ia pun mengatakan berdasarkan hasil penelitian, bagi harimau sumatera, babi hutan merupakan mangsa utamanya. Sedangkan mangsa kedua, yakni rusa.
Sayangnya, babi hutan bukanlah hewan yang dilindungi, seperti rusa. Sehingga perburuan kepada babi tidak bisa dicegah.
“Ke depan bisa saja babi dilindungi, jika lihat potensi seperti ini. Atau setidaknya babi dibatasi perdagangannya. Kalau sekarang masih bebas (diburu),” katanya.
BKSDA Jambi bakal membahas potensi tadi di kementerian, dan kemungkinan membuat kajian untuk mengatasi virus yang melanda populasi babi hutan. Untuk saat ini, pencegahan praktik perburuan rusa sedang dilakukan.
“Jika dikendalikan perburuan terhadap rusa, mungkin bisa membantu kelangsungan hidup harimau juga,” katanya.