INDIA dihantui krisis energi karena mulai kehabisan stok batu bara di dalam negeri.
Banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di sana berebutan mengamankan pasokan “emas hitam”.
Kini, sekitar 135 PLTU batu bara di India hanya memiliki stok bahan baku yang hanya cukup untuk empat hari.
Karena langkanya batu bara di dalam negeri, India terancam mengalami krisis energi listrik seperti yang dialami China.
Krisis energi yang terjadi di China memukul perekonomian negara tersebut karena banyak pabrik tutup akibat kurangnya pasokan listrik.
Pada September, sektor manufaktur di China mengalami kontraksi pertamanya sejak pandemi Covid-19 dimulai sebagaimana dilansir Financial Times, Senin (4/10/2021).
Beijing lantas memerintahkan perusahaan energi milik negara untuk mengamankan pasokan batu bara dengan segala cara untuk mencegah habisnya stok menjelang musim dingin.
Hal tersebut semakin membuat harga batu bara terkerek dan berimbas terhadap negara lain, termasuk India.
“Sektor ketenagalistrikan (India) sedang menghadapi semacam badai yang sempurna,” kata Aurodeep Nandi, seorang ekonom di Nomura Financial Advisory and Securities.
“Anda terjebak dalam situasi di mana permintaan tinggi dengan pasokan bahan baku yang rendah dari sisi domestik. Dan Anda belum mengisi ulang dengan mengimpor,” sambung Nandi.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak PLTU batu bara di India justru mengurangi impor bahan baku karena melambungnya harga komoditas tersebut.
Lonjakan harga batu bara global salah satunya dipicu oleh meningkatnya permintaan dari Eropa dan China.
Di sisi lain, Pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi juga mempromosikan kebijakan kemandirian ekonomi sebagai prinsip panduan untuk pemulihan dari pandemi.
Pada akhir pekan lalu, Kementerian Ketenagalistrikan India melaporkan bahwa pada September, hujan lebat di daerah pertambangan memengaruhi produksi dan distribusinya.
Sementara itu, PLTU di India gagal mengamankan pasokan batu bara sebelum musim hujan.
Kementerian lantas menginstruksikan perusahaan listrik untuk meningkatkan persediaan dengan harapan bahwa tingkat permintaan kemungkinan akan tetap sama.
PLTU batu bara berkontribusi lebih dari 70 persen output listrik India sebagaimana dilaporkan Reuters. PLTU juga merupakan konsumen batu bara terbesar di India.
Dengan minimnya pasokan batu bara di dalam negeri, India dibayangi krisis energi dan terancam mengalami pemadaman listrik skala besar.
Konsumsi energi India pada Agustus hingga September meningkat tajam dibandingkan dua bulan yang sama pada 2019 sebagaimana dilansir Financial Times.
Namun, harga batu bara dari Indonesia yang merupakan salah satu sumber utama India, naik dari 60 dollar AS per ton pada Maret menjadi 200 dollar AS per ton pada September.
Nandi mengatakan, untuk mencegah krisis energi, New Delhi harus membantu Coal India, produsen batu bara yang dikelola negara, untuk meningkatkan produksinya.
Atau, India membolehkan produsen listrik meningkatkan impor meski harganya tengah melambung.
“Jika pemerintah tidak meningkatkan produksi atau jika impor tidak meningkat, akan terjadi pemadaman listrik,” ujar Nandi.