JAMBI – Anggota DPR Komisi IX, Sutan Adil Hendra berharap Program Bangga Kencana bisa meningkatkan kualitas keluarga di Jambi, lewat kampanye/penyuluhan perencanaan berkeluarga, seperti rencana punya anak, pendidikan, dan sebagainya.
Bangga Kencana merupakan program unggulan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jambi.
Hal tersebut disampaikan Sutan Adil Hendra dalam kegiatan sosialisasi Pendataan Keluarga (PK) dan Kelompok Sasaran Program (Bangga Kencana) yang digelar BKKBN, di Kantor Lurah Payo Selincah, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi, Jumat (15/10).
Ia mengungkapkan bahwa program Bangga Kencana berhasil memperlambat laju pertumbuhan penduduk Indonesia.
Laju pertumbuhan penduduk itu lebih rendah dibandingkan sebelum adanya Program Bangga Kencana.
Kepala BKKBN Jambi Munawar Ibrahim menegaskan, BKKBN terus berupaya memperkuat komitmen dan peran Pemerintah Daerah serta para mitra kerjanya, dalam meningkatkan akses dan kualitas Pelayanan, serta Penggerakan Program Bangga Kencana.
Kata dia, program ini memiliki arti luas sekali, Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.
“Dengan harapan untuk mensejahterakan masyarakat,” katanya.
BKKBN menargetkan tiga pencapaian sasaran strategis Program Bangga Kencana. Pertama, menurunkan angka kelahiran total atau total fertility rate.
Kedua, meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi modern, dan ketiga, menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
BKKBN juga berusaha menurunkan angka unmet need yang merupakan salah satu faktor penyebab kematian ibu di Indonesia dan juga di dunia.
Munawar Ibrahim kemudian menjabarkan pentingnya Pendataan Keluarga 2021 (PK 21) yang telah berlangsung secara serentak seluruh Indonesia sejak 1 April 2021 sampai 31 Mei 2021 lalu.
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, di dalamnya terdapat fungsi fungsi penting antara lain kesehatan, pendidikan, ekonomi yang menggambarkan fungsi bangsa dalam lingkup yang paling kecil. Semua potensi dan tantangan keluarga merupakan potensi dan tantangan bagi bangsa.
PK 21 merupakan upaya untuk memotret dan mengenali keluarga Indonesia, bagaimana dan sejauh mana fungsi-fungsi vital tersebut berjalan, apa yang menjadi kendala dan gangguan dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut.
Lanjutnya, PK 21 menyediakan profil pasangan usia subur, keluarga dengan balita, keluarga dengan remaja, keluarga dengan lansia dan aspek kesejahteraan keluarga by name by address yang tidak tersedia secara lengkap pada sumber data manapun.
“Data dan informasi ini merupakan dasar dalam menyediakan kebutuhan keluarga dalam perencanaan kehidupannya di berbagai aspek, sehingga dapat menjamin fungsinya dengan baik,” ujarnya.
BKKBN dengan program Bangga Kencana tidak hanya mengelola KB saja, dan tidak hanya soal kuantitas.
Kualitas dipotret dengan iBangga. iBangga merupakan suatu pengukuran kualitas keluarga yang ditujukan untuk mengukur ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan keluarga sebagai potret atau gambaran akan fungsi keluarga di Indonesia.
BKKBN berharap program ini bisa menjadi dasar kebijakan strategis pemerintah untuk meningkatan dan pemerataan pembangunan serta kesejahteraan keluarga.
“Dengan mengetahui data dan informasi yang lengkap, akurat dan update berarti kita dapat mengenali keluarga dengan lebih baik, BKKBN juga akan lebih baik dalam mendampingi keluarga Indonesia dalam merencanakan kehidupannya. Isu Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana merupakan isu lintas sektor dan Bangga Kencana adalah pondasi bagi pembangunan sektor lain,” jelasnya.