UPAYA mencapai swasembada gula di dalam negeri dapat tercapai melalui pemanfaatan bioteknologi. Salah satunya mengolah kelapa sawit menjadi bahan baku pembuatan gula.
Hal ini diungkapkan Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si, Rektor IPB University saat membuka Webinar bertema Palm Oil in Food: Health Issue and Market Trend yang diselenggarakan SEAFAST Center IPB, belum lama ini.
“Saya bilang ke Presiden (Jokowi) tidak perlu cemas swasembada gula. Tak perlu lagi membuka kebun tebu dalam skala luas. Kita dapat hasilkan gula dari sawit. Kualitasnya juga bagus,” kata Arif Satria, Kamis (28/10).
Arif Satria menjelaskan bahwa IPB telah bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk mengembangkan teknologi pengolahan kelapa sawit menjadi gula. Saat ini, sudah ada pilot project yang dibuat di kawasan Sei Mangkei, Sumatera Utara.
“Kami telah mengembangkan bioteknologi bersama sejumlah pihak di bidang pangan. Sudah ada teknologi mengembangkan gula dari sawit. Dan kalau orang bicara gula dari tebu, itu masuk teknologi generasi pertama,” ujar Arif.
Ke depan, Arif berharap dapat menjalin kerjasama dengan GAPKI untuk pengolahan sawit menjadi gula.
Menurut Arif, kelapa sawit mempunyai banyak produk turunan kelapa sawit. IPB telah menghasilkan berbagai macam riset seputar kosmetik dan energi. Dari limbah sawit telah dihasilkan pula rompi anti peluru, helm, dan pakaian.
“Terbaru sedang dikembangkan jaket dari limbah sawit yang kualitasnya juga bagus,” pungkasnya.
Berdasarkan data Asosiasi Gula Indonesia bahwa kebutuhan gula konsumsi nasional tahun ini sebesar 3,16 juta ton.
Sementara itu, Ditjen Industri Agro Kemenperin RI menyebutkan kebutuhan gula nasional mencapai 6 juta ton per tahun, yang terdiri dari 2,7- 2,9 juta ton gula konsumsi, dan 3 – 3,2 juta ton untuk gula kebutuhan industri.