JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menjelaskan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang masih stabil tinggi turut dipengaruhi masalah logistik global selama pandemi. Pasokan komoditas minyak nabati lain yang ketat juga menjadi faktor utama kenaikan harga CPO.
“Mungkin pernah dengar soal kesulitan logistik itu termasuk faktor dari China karena semua [pengapalan] terserap untuk melayani China,” kata Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono dalam konferensi pers menjelang Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2021, Rabu (17/11/2021).
Dia menjelaskan kegiatan ekonomi China menjadi salah satu yang pertama pulih selama pandemi. Di sisi lain, banyak negara yang masih berkutat dengan penanggulangan pandemi. Hal ini memicu ketidakseimbangan permintaan dan rantai pasok global.
“Tidak hanya CPO, tapi juga pupuk sampai baja. Semua sektor naik jadi memang itu masih belum seimbang,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gapki Togar Sitanggang mengatakan kenaikan yang terjadi pada minyak sawit turut dipengaruhi komoditas lain yang menjadi substitusi sawit, diantaranya minyak dari kedelai dan biji bunga matahari.
Dia mengatakan terdapat kesepakatan tidak tertulis dalam perdagangan komoditas sawit dan substitusinya berkaitan dengan harga. Ketika satu komoditas mengalami kenaikan, komoditas minyak nabati lain akan ikut naik agar disparitas harga tidak terlalu besar.
“Minyak dari tiga komoditas ini harus menjaga gap harga di antara masing-masing karena efeknya nanti terhadap permintaan minyak nabati itu sendiri. Sampai di mana titik equilibrium-nya? Saya belum tahu,” kata Togar.
Laporan Gapki menunjukkan bahwa harga rata-rata CPO CIF Rotterdam pada September 2021 mencapai US$1.235 per ton, lebih tinggi daripada harga Agustus sebesar US$1.226 per ton.
Sementara itu, harga minyak kedelai (Dutch, FOB ex mill) turun dari US$1.435 per ton menjadi US$1.405 per ton. Harga minyak biji bunga matahari (FOB NW Europe) dilaporkan turun dari US$1.380 per ton menjadi US$1.333 per ton. Adapun harga minyak kanola (Dutch FOB) naik dari US$1.486 per ton menjadi US$1.606 per ton.