JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dan potensi pasang air laut di pesisir mulai 6-9 Desember 2021.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan hal ini disebabkan pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan.
“Ini memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan tinggi gelombang di wilayah Perairan Natuna,” kata Eko, Rabu (8/12).
Selain itu, kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25-30 knot terpantau di Samudra Pasifik timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian timur.
Menurut dia, hal ini juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dan potensi banjir pesisir.
Menurut Eko, sejumlah daerah akan mengalami dampak ini secara langsung, di antaranya Kepulauan Natuna, Sulawesi Utara, Gorontalo, Ternate, Halmahera, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian utara.
“Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” ujar Eko.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak gelombang tinggi dan pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG.