Bangko, AP – Gubernur Jambi H. Zumi Zola Zulkifli mengatakan evakuasi 11 penambang emas yang terjebak di dalam lubang galian tambang di Desa Simpang Parit Kecamatan Renah Pembarab Kabupaten Merangin terus dilakukan, meski masa pencarian sudah lewat satu minggu.
“Kami semua akan berupaya, dan memang apa yang kita kerjakan ini tidak mudah. Kita sama-sama berdoa semoga semua korban bisa dievakuasi,” katanya.
Penambang emas ilegal atau biasa disebut Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) itu melakukan penambangan dengan membuat lubang antara 30-50 meter.
Diduga saat menggali air masuk ke lubang tambang, sebab lubang galian penambang tepat di bawah Sungai Batang Merangin dengan kedalaman tujuh meter lebar sekitar 20 meter.
Lokasi yang menjadi tambang emas tersebut tepatnya berada di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, kabupaten setempat.
Gubernur mengaku sudah melihat langsung lokasi tambang tempat 11 pekerja tersebut terjebak. Dia mengatakan lubang para pekerja hanya bisa dilalui satu orang saja, untuk memutar badan pun tidak bisa dan keluar harus dengan gerakan mundur.
“Curah hujan tak kunjung berhenti pompa air yang disediakan sudah tidak memungkinkan lagi, airnya tidak berkurang-kurang. Tapi kita terus berusaha dengan opsi-opsi lain, kemungkinan di seberang sungai akan digali dengan mengunakan alat berat,” katanya menjelaskan.
Dikatakannya, kegiatan tambang emas ilegal ini sudah disampaikannya kepada Kapolri dan menteri terkait, untuk dapat mencarikan solusi.
“Kita sudah sampaikan ke Kapolri dan Menteri terkait tentang kenyataan di lapangan. Pemerintah sudah melarang untuk tidak melakukan aktivitas tambang emas yang merusak lingkungan. Dimana air sungai tercemar dan mempunyai risiko yang sangat tinggi seperti kejadian sekarang ini,” ujarnya.
Gubernur juga menyebut akan mengkaji aktivitas tambang emas di wilayahnya secara umum, namun yang pastinya aktivitas itu ke depannya tidak merusak dan mencemari lingkungan serta terjamin dari sisi keselamatan, meskipun hasilnya mensejahterakan rakyat.
“Ini jadi pelajaran kita khususnya semua masyarakat yang melakukan aktivitas ini. Logikanya menggali di bawah sungai yang deras itu risikonya sangat besar sekali. Kita lihat tadi ada lubang setiap pinggiran sungai, tak terpikirkan oleh kita gimana musibahnya,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Bupati Merangin H Al Haris juga mengharapkan agar evakuasi yang dilakukan bisa berhasi, mengeluarkan jazat korban dari lubang tersebut. ‘’Pastinya tim evakuasi terus berupaya menemukan jazat korban,’’ujar Bupati.
Bupati juga tidak ingin jasad warganya terkubur di lubang itu, karena pihak keluarga korban juga sangat menginginkan ada kuburan korban. Beberapa anak korban juga telah menghadap bupati, minta ada kuburan ayahnya. Namun demikian bupati minta, para keluarga korban jangan larut dalam kesedihan terus berkepanjangan.
‘’Saya sangat prihatin kepada mereka (para korban PETI), sebab mereka melakukan pekerjaan seperti itu karena faktor himpitan ekonomi. Semoga keluarga tetap tabah,’’ujar Bupati.
Diharapkan bupati, musibah tersebut menjadi pembelajaran yang sangat berarti bagi seluruh masyarakat Merangin, khususnya para pelaku PETI di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Merangin.
Pemerintah bersama Polri, TNI dan Basarnas lanjut bupati, terus berupaya keras bisa mengeluarkan jaded korban dari ‘Lubang Jarum’ yang dalam dan berbelok-belok dipenuhi air tersebut.
Bupati juga mengajak keluarga korban dan seluruh masyarakat Merangin untuk bersama-sama berdoa, agar evakuasi jazat korban bisa secepatnya berhasil. Berdoa agar kondisi cuaca tetap terang.
Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Merangin dalam sepekan terakhir lanjut bupati, cukup menjadi kendala dalam proses evekuasi, sebab ‘Lubang Jarum’ yang airnya sempat menyusut disedot 13 mesin pompa, kini kembali dipenuhi air.
“Kita terus berusaha mencari jasad korban, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), pelaksanaan evakuasi berlangsung selama tujuh hari. Jika selama tujuh hari itu tidak juga berhasil, akan ditambah tiga hari lagi,’’jelas Bupati.
Mudah-mudahan harup bupati lagi, atas doa kita semua jasad korban dapat secepatnya ditemukan. Diakui bupati, posisi jasad korban yang terpencar diberbagai cabang ‘Lubang Jarum’ di bawah sungai yang airnya deras tidak mudah.
Untuk itu berbagai upaya terus dilakukan dengan menyedot air di seluruh ‘Lubang-lubang Jarum’ di sekitar lubang 11 orang tertimbun tersebut.
‘’Saya tidak ingin warga saya tertimbun disana, makanya kami sekuat tenaga berupaya mengeluarkan jazat korban dari ‘Lubang Jarum’.’’tegas Bupati.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), memberikan bantuan dana evakuasi sebesar Rp 200 juta itu, Selain itu, bantuan juga mengalir dari para anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) DPD RI, sebesar Rp 30 juta. Bantuan yang diserahkan M Syukur dan Hj Daryati Uteng itu, diperuntukan bagi keluarga korban yang di serahkan langsung ke Bupati.
‘’Kami mengucapakkan terima kasih kepada BNPB dan Adinda saya M Syukur dan Ibunda saya Ibu Hj Daryati Uteng Suryadiyatna yang telah member bantuan dan turun ke TKP,’’ucap Bupati.
Sebanyak 200 personel gabungan diterjunkan “Untuk tim yang diterjunkan dalam operasi evakuasi ini ada sekitar 200 personel, terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD serta warga,” kata Dandim 0420/Sarko Letkol Inf I Nyoman Yudhanha Dewata Putra.
Dandim Sebagai pengarah operasi evakuasi mengatakan evakuasi 11 korban terus dilakukan, termasuk menyiapkan opsi lain yakni menggunakan alat berat untuk membongkar lubang.
“Walaupun medannya sangat berat kita upayakan datangkan alat berat, kemungkinan kita akan bongkar dari seberang sungai. Yang jelas upaya evakuasi tetap kita laksanakan,” kata Dandim.
Kapolres Merangin AKBP Munggaran Kartayuga mengatakan “Hari pertama mau masuk mengecek korban ini saja kita tidak bisa. Warga yang punya perahu tidak mau mengantar kita dan terpaksa kita mengunakan perahu arum jeram dengan jarak tempuh 3-4 jam. Artinya apa, mereka tertutup dan kompak dengan kegiatan ini,” katanya. Nzr