Jambi – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan membangun kembali universitas di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi di Provinsi Jambi yang dalam sejarah merupakan “universitas” ternama pada zamannya.
“Saya mengusulkan kepada Bapak Gubernur untuk membangun kembali universtas di KCBN Muara Jambi karena kawasan itu merupakan salah satu universitas tertua di dunia,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (21/1)
Luhut menjelaskan pemerintah akan melakukan inventarisasi terhadap permasalahan yang harus di selesaikan agar KCBN Muara Jambi dapat menjadi situs warisan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco).
Menurut Luhut Kompleks Percandian Muara Jambi sangat layak menjadi situs warisan dunia Unesco karena orang yang membangun Candi Borobudur merupakan lulusan dari universitas yang pada masanya berada di Komplek Percandian Muara Jambi.
Candi Borobudur di bangun pada ke 11, sementara Komplek Percandian Muara Jambi yang memiliki luas 3.981 hektar sudah ada sejak abad ke 7 hingga abad ke 12.
“Ini sangat luar biasa, tidak ada universitas di dunia yang memiliki luas hampir empat ribu hektar kecuali KCBN Muara Jambi ini,” kata Luhut Binsar Pandjaitan.
KCBN Muara Jambi merupakan tinggalan arkeologi dari abad ke 7-12 masehi masa kerajaan Sriwijaya dan Melayu Kuno. Selama abad ke 7-12 masehi KCBN Muara Jambi menjadi universitas kelas dunia yang sebanding dengan Universitas Vikramasila dan Universitas Nalanda di India.
Kemudian KCBN Muara Jambi merupakan tempat belajar para cendekiawan, diantaranya dari China I-Tsing dan Atisha Dipangkara Srijanana pada abad ke 11 Masehi.
KCBN Muara Jambi juga merupakan tempat kelahiran salah satu mazhab Buddha Mhayana Karya Dharmakirti (Melayu Kuno) yang ajarannya sampai sekarang masih dipraktikkan para penganut Mahayana, khususnya kaum tibetan yang di bawa penganut Tibetan aharan Dharmakirti (Lama Serlingpa/Guru Suwarnadwipa).
Selain itu KCBN Muara Jambi juga merupakan jejak kemampuan leluhur Bangsa Indonesia mengelola lingkungan lahan basah menjadi pusat pemukiman bebas banjir.
Akan tetapi sampai dengan saat ini masih terdapat beberapa persoalan yang harus di hadapi untuk menjadikan KCBN sebagai situs warisan dunia Unesco. Salah satunya terkait dengan masih berdirinya pelabuhan pengangkutan batu bara yang berdampingan dengan salah satu candi di KCBN Muara Jambi tersebut. Hal itu dikarenakan sebagian lahan di wilayah KCBN Muara Jambi dikuasai oleh sejumlah perusahaan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut Menko Marvest pada Rabu (18/1) siang meninjau komplek percandian Muara Jambi dan melakukan inventarisasi terhadap apa saja tindakan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Untuk pelabuhan batu bara atau stockpile Batu Bara itu akan kita pindahkan, karena itu merupakan kawasan cagar budaya,” kata Luhut Binsar Pandjaitan.