JAMBI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Thaha Jambi menyatakan intensitas surah hujan di wilayah Provinsi Jambi pada bulan Februari menurun, meski masih berada pada periode musim penghujan.
“Wilayah Provinsi Jambi masih berada di periode musim penghujan, secara umum pada bulan Februari intensitas curah hujan-nya sedikit menurun,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun BMKG Sultan Thaha Jambi Annisa Fauziah, Rabu (16/2).
Menurunnya intensitas curah hujan tersebut dikarenakan adanya pusat tekanan rendah di Samudra Hindia, tepatnya di selatan Jawa Barat.
Hal itu mengakibatkan tertarik-nya massa udara atau uap air ke pusat tekanan rendah tersebut. Sehingga berdampak terhadap berkurangnya intensitas hujan di wilayah Provinsi Jambi.
Pada bulan Februari secara umum prakiraan intensitas curah hujan di wilayah Jambi berada dalam kategori menengah. Yakni berkisar antara 100 sampai 300 mm per bulan.
“Periode musim penghujan di wilayah Provinsi Jambi di prediksikan hingga bulan April, kemudian pada bulan Mei dan Juni periode peralihan musim dan secara umum pada bulan Juli sudah memasuki musim kemarau,” kata Annisa Fauziah.
Sementara itu gelombang di perairan timur Jambi dalam satu pekan ke depan di perkirakan berkisar antara 0,1 sampai dengan 1,25 meter atau berada dalam kategori tenang hingga rendah. Namun ketinggian gelombang tersebut dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Sehingga nelayan yang akan pergi ke laut untuk mencari ikan di imbau untuk waspada dan berhati-hati ketika terjadi cuaca buruk atau adanya awan Cumulonimbus di laut. Karena awan tersebut dapat menghasilkan angin kencang yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di laut.
“Masyarakat tetap di imbau untuk waspada, karena awan ini dapat muncul kapan saja,” kata Annisa Fauziah.