JAMBI – Para mahasiswa yang tergabung dalam Mapala di Jambi, melancarkan aksi di sekitar Sungai Batanghari, Jembatan Gentala Arasy, Kota Jambi, sejak Sabtu (26/3) sore. Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia.
Aksi dimulai dengan berjalan kaki dari Masjid Al Falah menunju Jembatan Gentala Arasy, sembari berorasi. Terdapat spanduk yang bertuliskan “Sungai Bukan Tempat Sampah” yang dibawa di sepanjang jalan.
Sesampainya, para mahasiswa itu membersihkan pinggiran sungai. Mereka memungut sampah dengan tangan kosong. Menariknya, ada seorang anak kecil yang membantu.
Tidak hanya itu, peserta aksi tersebut memasang spanduk di tengah Jembatan Gentala Arasy, dengan menggunakan tali untuk pengaman. Setelah proses pemasangan, terbentang tulisan “Sungai Batanghari Urat Nadi Peradaban” yang terlihat di bawah jembatan.
Ketua Mapala Gema Cipta Persada, Aditya Putra Pratama menyampaikan terdapat sejumlah titik sumber pencemaran sungai di Kota Jambi. Kebanyakan ditemukan sampah plastik.
“Kami melakukan riset secara visual. Terdapat 8 titik sumber pencemaran air. Berada di Sungai Asam, Danau Sipin, Sungai Selincah, Sungai Kenali Besar, dan sebagainya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Mapala Pamsaka di Tanjung Jabung Barat, Riyono menyampaikan Sungai Batanghari menjadi tempat pembuangan sampah domestik, dan limbah perusahaan.
“Dari hasil riset, Sungai Batanghari menjadi tempat membuang limbah bagi investor dan perusahaan yang ada di Kota Jambi. Juga menjadi tempat pembuangan sampah bagi masyarakat yang berada di wilayah sekitar sungai,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan harus ada sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya membuang sampah di sungai. Di sisi lain, ia meminta ketegasan pemerintah dalam menindak perusahaan yang melanggar.
“Pemerintah juga harus menyediakan fasilitas berupa TPS, dan sebagainya. Pemerintah juga harus bertindak tegas menindak perusahaan yang melanggar aturan. Membuang limbah ke sungai itu adalah pelanggaran,” ucapnya.