JAKARTA – Utang Indonesia terus bertambah tiap tahunnya. Terbaru, utang tersebut mencapai Rp7.014 triliun.
Tingginya utang Indonesia menjadi sorotan sejumlah pihak. Bahkan, selama tujuh tahun Pemerintahan Jokowi, utang Indonesia bertambah Rp4.400 triliun.
Staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo, menilai bahwa utang Indonesia tidak bisa dilimpahkan dalam satu pimpinan saja. Menurutnya, utang Indonesia merupakan kesinambungan dari para pemimpin terdahulu.
“Hadir Om @KRMTRoySuryo2…Tenang malam ini rileks dulu. Besok saya kupas tuntas soal ini. Pemerintahan Jokowi bertanggung jawab menuntaskan utang pemerintahan Pak SBY,” katanya, Rabu (6/4/2022).
Kata Yustinus, utang Indonesia bukan dosa satu pemimpin saja, melainkan berkesinambungan dari masa ke masa. Jadi, siapapun pemimpinnya akan menjadi tanggung jawab untuk menyelesaikan utang negara.
“Pula Pak SBY thd pemerintahan sblmnya. Kita siapkan pondasi utk kesinambungan fiskal. Optimis anti ambyar!,” tegasnya.
Pernyataan Yustinus itu merespons cuitan mantan menpora Roy Suryo yang menyindirnya sebagai pejabat tukang ralat.
“Mana ini StafSus si Tukang Ralat …? Sudah NGUMPET ke Gorong2 seperti Junjungannya-kah? AMBYAR,” tulis Roy Suryo sambil membagikan unggahan Said Didu.
Said Didu memberikan dua penjelasan soal utang Indonesia. Dia menyoroti kenaikan drastis utang di era Jokowi.
“Saya jelaskan: 1) utang IMF sdh dilunasi saat SBY. Skrg msh ada dalam jumlah kecil, itu utang baru. 2) Sejak Bung Karno, 6 Presiden sebelum Jokowi buat utang sktr Rp2.600 trilyun. Pak Jokowi membuat utang hanya waktu 7 tahun sdh Rp4.400 trilyun – blm utang BUMN. Jelas?” ungkapnya.