Nenek Halima (68) janda tua berdomisili di RT 02 Desa Rantau Gedang, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari yang berjuang hidup bersama anak dan cucunya dengan berpenghasilan hanya Rp 200 ribu perbulan, dari hasil kerja menderes pohon karet.
Ketika Aksi Post ke rumah Halima berukuran 4x6 Meter, kondisinya memprihatinkan, bagaimana tidak, rumah yang terbuat dari bahan material kayu yang beratapkan rumbai ini, terdapat dinding yang sudah tidak tertata lagi. Sehingga, jika hujan tiba, air dan juga angin akan terasa dengan mudah masuk kedalam rumah. Sedangkan kayu alang-alang pada bagian atas sudah ada rapuh termakan usia. Sehingga mengakibatkan atap rumahnya bocor.
Halima saat menyampaikan keluh kesahnya kepada Aki Post menyampaikan, bahwa dengan kehidupan yang serba kekurangan ini, dirinya mengaku tidak dapat perhatian Pemerintah Desa maupun pemeritah Kabupaten. “Kami tidak dapat Jamkesmas, yang kami dapat hanya Raskin, itupun baru empat tahun belakangan ini,” kata Halima.
Dikatakan Halima, saat ini ia hanya bekerja sebagai penderes karet yang hanya berpenghasilan Rp. 200 ribu perbulan. Sementara, dari hasil yang ia dapat, Halimah harus menghidupi anak dan cucunya untuk menyambung hidup. “Kadang dapatlah Rp 200 ribu perbulan, sedangkan kebutuhan saat ini jauh lebih banyak dari hasil yang saya dapatkan,” keluhnya.
Untuk menambah penghasilannya, sambungnya, ia juga rela mencari pekerjaan sampingan, seperti dengan membuat kerupuk jengkol sebagai tambahan biaya hidup untuk memenuhi kebutukan ekonominya. “Kalo ada yang beli dapatlah duit Rp 30ribu perkilo, terkadang juga tidak dapat duit sama sekali. Karena tidak ada yang beli,” imbuhnya.
Halima menambahkan, tidak hanya kondisi hidupnya saja yang miris. Namun, rumah yang ia tempati selama ini, kini pada bagian atap sudah mengalami kebocoran. ” Kalau hujan basah semuanya, karena atap rumah kami sudah banyak yang bocor,” ujarnya.
Halima berharap kepada Pemerintah Kabupaten Batanghari, untuk lebih memperhatikan kondisi kehidupannya yang dianggapnya terkesan luput dari perhatian Pemerintah Desa setempat. Sedangkan dengan kondisi ekonomi seperti ini, dirinya layak untuk mendapatkan bantuan seperti Beda Rumah (Bedrum), program Kartu Indoesia Sehat (KIS), ataupun bantuan lainnya. “Saya hanya dapat Raskin, kalau bantuan lain tidak ada, Bapk Bupati juga harus tahu, kalau saat ini masih ada warga miskin seperti kami ini yang luput dari perhatian Pemerintah,” bebernya.
Sementara itu, terkait hal tersebut, Kepala Desa Rantau Gedang saat ditemui dikediamannya, belum dapat dikonfirmasi. Sebab, Kades saat itu berada diluar rumah. “Bapak lagi melihat keluarganya yang kecelakaan bang,” kata istri Kades Rantau Gedang kepada awak media. sup