ARAB Saudi mengeluarkan pernyataan keras ke Israel. Negeri Raja Salman bin Abdulaziz itu mengutuk pasukan negeri Yahudi karena menyerang warga Muslim Palestina ketika menjalankan ibadah di kompleks Masjid al-Aqsa, Yerusalem Jumat (15/4/2022) lalu.
“Eskalasi sistematis ini adalah serangan terang-terangan terhadap kesucian Masjid al-Aqsha dan di jantung negara Islam,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dikutip dari Al-arabiya, Selasa (19/4/2022).
Kerajaan itu juga mendesak masyarakat internasional meminta pertanggungjawaban pasukan Israel. Negara itu menyerukan ada kebutuhan untuk menghidupkan kembali upaya perdamaian di Timur Tengah.
Diketahui Polisi Israel menyerang warga Palestina saat ribuan orang berada di masjid untuk sholat selama bulan suci Ramadan.
Israel menuduh bahwa pria yang membawa bendera Palestina dan Hamas berada di kompleks dengan senjata batu.
Para pejabat Palestina mengatakan lebih dari 150 warga Palestina terluka akibat insiden tersebut. Israel juga disebut menyerang perempuan di sana.
Meningkatnya kekerasan ini telah meningkatkan kekhawatiran akan bentrokan baru antara warga Palestina dan Israel.
Tahun lalu, selama Ramadan, kekerasan serupa pecah dan memicu konflik terbesar dalam beberapa tahun antara Hamas dan Israel.
Perang bahkan terjadi hingga 11 hari. Gencatan senjata berhasil dilakukan setelah intervensi oleh mediator, termasuk Mesir, Yordania dan Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, kecaman yang sama juga dikatakan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Dikutip CNA, ia telah memberi tahu Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa dia mengutuk “intervensi Israel terhadap jamaah” di masjid Al-Aqsa Yerusalem.
“Saya memberi tahu Abbas bahwa saya sangat mengutuk intervensi Israel terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa dan bahwa kami akan menentang provokasi dan ancaman terhadap status atau semangatnya,” kata Erdogan di Twitter.
“Turki selalu mendukung Palestina,” tambahnya.
Komentar Erdogan muncul di tengah upaya Turki dan Israel dalam beberapa pekan terakhir untuk menormalkan hubungan mereka yang telah lama tegang. Presiden Israel bahkan sempat mengunjungi Turki bulan lalu.