SEMANGAT Zulkifli Tanjung (45) untuk kembali pulang ke tempat asal di Bukittinggi dan Padang, Sumatera Barat, membara.
Tak seperti kebanyakan orang yang memakai kendaraan bermotor atau kendaraan umum, Zulkifli memilih menggunakan sepeda kesayangan menempuh perjalanan panjang usai mudik ke Bogor, Jawa Barat.
Sepeda yang digunakan Zulkifli ini jenis Mountain Bike, bagian belakang sepeda ada dua bendera yakni Bendera Merah Putih dan satu bendera lagi bertuliskan ‘Anak Kebangsaan Nasional’.
Selain itu, ada juga tulisan ‘BA Nasional Nusantara’. Kemudian, sepeda itu juga ditambahi aksesori kotak yang terbuat dari besi dilapisi plat tipis di bagian sisi kanan kirinya.
Kedua kotak besi itu di dalamnya berisi pakaian dan makanan sebagai bekal perjalanan Zulkifli bolak-balik Bukittinggi-Padang-Bogor.
“Saya dari Bogor naik sepeda, sampai di Pelabuhan Bakauheni malam ini pukul 21.00 WIB tadi,” kata Uda Zul, Selasa (10/5).
Uda Zul mengatakan dirinya akan pulang ke tempat tinggalnya di daerah Bukittinggi dan Padang, Sumatera Barat.
Sedangkan perjalanannya dari Bogor sampai di Pelabuhan Merak, Banten, ia tempuh tiga hari yakni sejak Kamis (5/5) lalu.
Menurutnya, Ia berangkat dari Padang menuju ke Bogor menggunakan sepeda melalui Jalur Lintas Timur, yakni melintasi daerah Jambi.
Riau, Palembang dan Lampung. Perjalanan yang ditempuhnya hingga sampai di Bogor, sekitar 1.378 kilometer.
“Berangkat ke Bogor itu sebelum bulan puasa. Saya bolak-balik Padang-Bogor pakai sepeda ini. Ke Bogor, merawat ayah saya sedang sakit dan Alhamdulillah sudah baik kondisinya. Sekarang ini saya mau pulang lagi ke Padang, tapi lanjutkan perjalanannya besok pagi,” tuturnya.
Dalam perjalanannya itu, kata Uda Zul, hanya berbekal uang Rp300 ribu dan tekad yang kuat untuk bertemu dan merawat orangtua yang sedang sakit. Dengan bekal yang sama, ia kembali ke kota asal, Bukittinggi.
“Saya mau pulang lagi ke Bukittinggi, Padang, bekal uang yang saya bawa ini ya sama juga Rp300 ribu,” ucapnya.
Duda yang belum memiliki anak ini mengaku, selama perjalanan dari Bukittinggi ke Bogor, mengayuh sepeda dengan santai dan tidak ngotot buru-buru karena mengingat umur yang sudah tidak lagi muda.
“Ngayuh sepedanya ya santai aja mas, kalau capek istirahat. Ya namanya sudah tua, jadi kalau kerasa capek bener otot betis ini rasanya kencang. Kalau sudah rasanya seperti itu, ya harus istirahat berhenti ngayuh sepedanya,” kata peternak ikan air tawar ini.
Kalau diperjalanan kemalaman dan mengantuk, lanjut Uda Zul, singgah dulu dan numpang istirahat di masjid atau musala. Paginya, baru ia melanjutkan perjalanan lagi.
“Selama perjalanan dari Bukittinggi, Padang ke Bogor, itu sekitar dua pekan yang saya tempuh mengayuh sepeda ini,” bebernya.
Kalau perjalanan bolak-balik Bukittinggi ke Bogor, perjalanan yang ditempuhnya menggunakan sepeda sekitar 2.600 kilometer lebih atau juga bisa memakan waktu satu bulan lebih.
Ia mengaku, mengayuh sepeda dengan menempuh perjalanan jauh, bukan kali ini saja dilakukannya. Melainkan pada tahun 2017 lalu, ia pernah berkeliling Nusantara menggunakan sepeda satu-satunya yang dimilikinya selama ini.
“Saya ngayuh sepeda keliling Nusantara, Alhamdulillah banyak yang mendukung. Selain itu, ngayuh sepeda supaya jiwa dan raga kita sehat,” jelasnya.