Kualatungkal, AP – Pengetahuan siswa yang mengiktui ajang berbakat Bujang Gadis 2016 sangat minim pengetahuan daerah, sejarah, potensi dan budaya asli Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar).
Hal ini tak terbantahkan dari pagelaran Pemilihan Bujang Gadis Kabupaten Tanjabbar 2016 dimana pada malam Grand Final, peserta yang notabennya pelajar tingkat SMA sederajat tak memampu menjawab dengan baik pertanyaan dewan juri terkait khazanah Tanjabbar sendiri.
Memilukannya lagi, jawaban-jawaban para peserta tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Amir Sakib, Ketua DPRD Tanjabbar Faizal Riza, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Wahidin dan Kepala Dinas Pendidikan Olahraga (Kadispora) Juhardin serta para Asisten, Staf Ahli, kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan ratusan penonton.
Hal inipun langsung disinggung Wakil Bupati Amir Sakib saat memberikan sambutan menutup Pemilihan Bujang Gadis 2016 di Tungkan Ancol Beach. Wabup menegaskan, perlu bagi Dinas Pendidikan dan Dispora untuk dimasukan pelajaran sejarah atau budaya lokal Tanjabbar dalam muatan lokal di setiap jenjang pendidikan di Kabupaten Tanjabbar.
“Tujuan adalah agar generasi muda lebih memiliki pengetahuan yang lebih akan sejarah, budaya dan potensi yang dimiliki daerah sebagai tempat tinggalnya,” ungkapnya.
Dari pantauan media di lokasi, salah satu finalis yang ditanya dewan juri, terkait wisata yang ada di Tanjabbar, finalis hanya menjawab simpel “Tanjabbar banyak wisata, terima kasih,” Sontak jawaban finalis mendapat sorakan dan tepuk tangan penonton.
Demikian pula pertanyaan tentang budaya dan tradisi? Jawaban yang ada hanya tradisi “Arakan Sahur, Pawai Takbiran”. Sementara tradisi yang melekat yang berjalan di masyarakat tak tersebut sedikit pun.
Dan Parahnya lagi, salah satu finalis tidak dapat menyebutkan semboyan Kabupaten Tanjabbar dan maksud dari semboyan tersebut yang secara khusus ditanya oleh pihak panitia.
Menyaksikan ini, salah satu penonton menilai penerapan wawasan sejarah daerah atau budaya lokal di sekolah sangat minim sehingga mengakibatkan rendahnya pengetahuan siswa mengenai sejarah Kabupaten tempat tinggalnya.
“Selama ini siswa hanya diberikan pelajaran sejarah nasional, sedangkan sejarah untuk daerah kita sendiri sangat minim bahkan tidak ada, sehingga wajar, tidak banyak siswa yang mengetahui sejarah daerah mereka,” kata Desi salah satu penonton.
Buktinya kata Desi, finalis yang diharapkan terpilih bakal menjadi duta wisata, tak mampu menyebutkan beberapa wisata yang ada di Tanjabbar.
“Semboyan Kabupaten Tanjung Jabung Barat saja tak tau, sangat disayangkan,” cetusnya.
Sanyangnya baik pihak panitia, dan Disporabutpar belum bisa dimintai tanggapan terkait hal ini. her