Mamuju – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memuji filosofi perahu sandeq dan semangat pasandeq (awak perahu). Menurut Mendagri, perahu sandeq dan semangat pasandeq tersebut setidaknya memiliki tiga filosofi.
Pertama, terkait seni membuat perahu, dengan bahan dan proses yang khusus. Kedua, spirit masyarakat Sulawesi sebagai masyarakat petarung. Ketiga, kemampuan masyarakat Sulawesi menaklukkan dan menjadikan alam sebagai sahabat.
Ia mengaku mendengar cerita bahwa masyarakat Mandar dan sekitarnya mampu membuat perahu dengan struktur yang tidak terlalu besar tapi dapat menempuh jarak hingga ribuan kilometer.
Bahkan, keterampilan yang diturunkan dari leluhur suku tersebut bisa menghasilkan perahu yang mampu menerjang gelombang dan badai.
“Saya mendengar kayunya harus tertentu, dibuat ritual tertentu sebelum menjadi kapal itu, bukan suatu pekerjaan yang mudah, dan tidak semua bangsa, tidak semua suku, memiliki kemampuan seperti itu, seni (seperti itu),” ujar Mendagri pada Malam Pelepasan Sandeq Menuju Balikpapan di Pantai Manakarra, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), kemarin, Sabtu (3/9/2022).
Kemudian, Mendagri juga memuji semangat hidup masyarakat Sulawesi yang dikenal sebagai petarung. Ia menilai, semangat tidak pantang menyerah ini dibuktikan dengan kemampuan berlayar yang luar biasa hingga menembus batas-batas benua, mengarungi samudra besar, dan menghadapi berbagai tantangan, bahkan mempertaruhkan nyawa.
Lantas, karena semangat juang dalam konteks itu pula Indonesia menjadi dikenal sebagai bangsa pelaut.
“Menjadi bangsa adventure, bangsa perantau. Nah, ini saya melihat seni membuat sandeq yang luar biasa ini. Ini adalah seni yang tinggi, menunjukkan budaya tinggi masyarakat ini,” tuturnya.
(Puspen Kemendagri)