Jambi – Tim Anggaran Pemerintah Daerah atau TAPD mengajukan Rp7,5 miliar untuk biaya kegiatan olahraga ke Badan Anggaran DPRD Provinsi Jambi.
Itu akan dibahas dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD tahun 2023.
“Yang jelas masuk dalam KUA-PPAS adalah anggaran KONI diangka Rp7,5 miliar,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Fadli Sudria, pada lusa, Kamis, 27 Oktober 2022.
Kata Fadli, anggaran untuk menghadapi Pra-PON 2023 itu diajukan TPAD diketuai Sekda Provinsi Jambi Sudirman dan akan dibahas pada awal November 2022.
“PON itu kan di 2024. TAPD terdiri dari Sekda, Bappeda dan Bakauda, mengalokasikan sekian adanya,” ucap politisi PAN tersebut.
Bakal Calon Bupati Kerinci itu juga membantah penyataan Kadispora Provinsi Jambi Akhmad Bastari yang menyebut Dewan menolak dana hibah dikelola secara langsung oleh KONI.
“Kita tidak serta merta menunjuk Dispora atau KONI yang mengelola anggaran, kita belum bicarakan sejauh itu, yang jelas hari ini pagunisasi Rp7,5 miliar untuk KONI, apa saja item pembelanjaannya, nanti ini yang akan dibahas,” sebut Fadli, Ketua Asosiasi Futsal Provinsi Jambi.
Diketahui, pengajuan tersebut merosot tajam dari usulan KONI Provinsi Jambi sebesar Rp27 miliar. Terutama dalam merencanakan pembinaan jangka panjang.
Dan, tak sesuai dengan omongan Gubernur Jambi Al Haris yang meminta bawahan meningkatkan anggaran KONI.
“Anggaran KONI tidak boleh kurang dari Rp20 miliar,” ujar Al Haris.
Disampaikan dalam Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) diselenggarakan KONI Provinsi Jambi di Stadion Tri Lomba Juang, kawasan Pasar, Kota Jambi, Minggu (11/9).
“Kalau eksekutif mengajukan uangnya ada, kenapa tidak. Hari ini yang disodorkan eksekutif ke Dewan cuma Rp7,5 miliar,” jelas Fadli.
Asal tahu saja, keberhasilan para atlet meraih prestasi gemilang dalam PON 2024 Sumut-Aceh tak lepas dari program pembinaan yang matang. Dalam pelaksanaan, proses pembinaan membutuhkan banyak dukungan dana.
Minim anggaran memengaruhi perolehan medali. Juga menyebabkan atlet dan pelatih hengkang ke provinsi lain. Karena menilai perhatian lebih yang ditunjukkan oleh daerah-daerah lain terhadap atletnya. (Dani)