Jambi – KONI Provinsi Jambi berkata atlet dan pelatih prestasi memiliki hak untuk pindah ke provinsi lain.
“Tidak menutup kemungkinan jika anggaran untuk KONI di 2023 tidak terakomodir dengan baik, mereka akan lompat pagar ke provinsi lain mencari tempat yang layak untuk mengukir prestasi,” kata Wakil Ketua Bidang Media dan Humas KONI Provinsi Jambi, Aidil Putra, Sabtu, 29 Oktober 2022.
KONI pun tak berhak melarang keputusan masa depan mereka yang lebih baik dengan kondisi keuangan terbatas. Karena persiapan untuk menghadapi PON 2024 Sumut-Aceh tidak dapat berjalan maksimal. Ke Provinsi lain bisa mendapat peluang lebih besar.
“Wallahualam Jambi mau meraih prestasi di PON Sumut-Aceh, semua akan kehilangan muka,” ujar Aidil.
Hal ini terkait dana dari Pemprov Jambi yang seret. Jauh dari usulan Rp27 miliar untuk persiapan menghadapi Pra PON 2023.
Menurut Aidil, KONI tak dapat berbuat apa-apa untuk mengatasi masalah dana. Pihaknya sudah berusaha secara maksimal.
“Ini ada kelalaian TAPD maupun DPRD dalam mewujudkan prestasi menuju PON 2024. Sebenarnya sudah jelas dan klir pengunaan anggaran yang disampaikan KONI bahwa 2023 ada banyak kegiatan dilakukan seperti Porprov, Porwil, Pra-PON dan pembinaan lain terhadap atlet-atlet prestasi serta dana pembinaan untuk cabor. Mungkin sudah cukuplah perjuangan KONI,” kata Aidil.
Asal tahu saja, Tim Anggaran Pemerintah Daerah atau TAPD hanya mengajukan Rp7,5 miliar ke Badan Anggaran DPRD Provinsi Jambi.
Itu akan dibahas dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD tahun 2023.
“Yang jelas masuk dalam KUA-PPAS adalah anggaran KONI diangka Rp7,5 miliar,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Fadli Sudria, pada lusa, Kamis, 27 Oktober 2022.
Kata Fadli, anggaran diajukan TPAD yang diketuai Sekda Provinsi Jambi Sudirman dan akan dibahas pada awal November 2022.
“Anggaran KONI tidak boleh kurang dari Rp20 miliar,” ucap Gubernur Jambi Al Haris dalam peringatan Haornas berlangsung di Stadion Tri Lomba Juang, Minggu, 11 September 2022.
(Umar)