Sijunjung – Sungguh Malang Nasib Qeenan Shubi Attara, 4 tahun, anak pasangan dari Supri Yama Dekan Tara dan Eni Kardia Ningsih, warga Jorong Guguk Tinggi, Nagari Padangsibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat yang kini hanya bisa terbaring.
Sejak lahir pada 10 Desember 2018, anak dengan bobot lebih kurang delapan kilogram dengan tinggi sekitar 75 cm itu hanya menatap kosong.
“Sejak umur lima bulan, Shubuh tak bisa apa-apa, dan ia sempat terjatuh diumur tiga bulan. Anak saya juga pernah diperiksa dokter spesialis anak di Solok dan mengatakan anak saya terkena syaraf,”kata Eni Kardia Ningsih, Senin (6/11/2022).
Eni Kardia Ningsih tinggal bersama ibu Desi seorang pedagang di Jorong Guguk Tinggi, Nagari Padangsibusuk, Kecamatan Kupitan.
“Selama ini saya tinggal di rumah orangtua. Karena saya bekerja sebagai pelayan, jadi saya tinggal bersama ibu Desi. Dapat makan bersama anak-anak jadilah,”kata ibu dari Balita itu.
Menurut dia, pihak Puskesmas Padangsibusuk juga cukup memperhatikan.
“Pernah dibantu, susu, biskuit, dan terapi mineralmid. Dulu pernah berat anak saya 8 kg, tapi sekarang kian berkurang beratnya,”ucap Eni yang menduga terkena gizi.
Qeenan Shubi Attara itu, diduga terkena gizi buruk, karena diduga penyakit bawaan. Meski begitu, bocah malang itu berharap adanya perhatian pihak terkait, dermawan maupun Pemkab Sijunjung.
“Yang sangat dibutuhkan sekali kursi roda, penyanggah leher, pempers, susu, dan lainnya,” ucap Eni yang mengaku tak pernah dapat bantuan PKH maupun bantuan lainnya.
“Yang ada hanya kartu BPJS, padahal dokter spesialis anak menyarankan untuk selalu diterapi. Ya, biaya untuk kesitu saya tak punya,”tambah wanita beranak tiga itu yang sudah enam bulan pisah dengan suaminya itu.
“Sejak lahir menderita gizi buruk dengan penyakit bawaan (diduga syaraf-red) dan sering dibawa terapi namun tak ada perubahan,”tambah Eni.
Ironis sekali, ia mengaku tak ada sama sekali mendapat bantuan baik pemerintahan nagari, kecamatan maupun Pemkab.
“Tolong lah perhatikan nasib kami pak, kerja saya hanya serabutan dan anak penyakit gizi buruk,”tutur Eni diamini ibu Desi.
Fauzal Hendri, 41 tahun, (paman subuh) mengakui kondisi ponakannya yang memprihatinkan itu. Ia juga berharap Pemkab Sijunjung peduli dengan nasib ponakannya itu.
Kepala Dinkes Kabupaten Sijunjung, drg. Ezwandra sempat kaget mendapat informasi tersebut. “Terimakasih atas infonya,”kata Kadis Kesehatan itu singkat.
Kepala Dinas Sosial, Yofritas juga sempat kaget mendapat informasi tersebut. Ia meminta orangtua Subuh untuk melapor ke kantor Nagari dan masuk dalam layanan Sidilan pelayanan online administrasi kependudukan Kabupaten Sijunjung.
“Datang saja ke kantor nagari dan masuk ke program Sidilan dan ada bantuan sosial tu,”ucapnya kepada Jurnalsumbar.Com, Senin (16/11/2022) berjanji akan menyambangi bocah malang itu.
Parahnya lagi, kasus tersebut terkesan ditutup-tutupi oleh pihak Puskesmas Padangsibusuk. Ketika ditanya mereka bungkam.
“Itukan bukan aib, seharus mereka ceritakanlah, apalagi yang nanya wartawan,”kata Fajar Seftrian Ketua Forum Kabupaten Sehat Sijunjung, belum lama ini saat monitoring ke Puskesmas setempat. *