SUNGAI Batanghari merupakan Sungai terpanjang di Pulau Sumatera yang mengalir kurang lebih sepanjang 800 KM melintasi Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi.
Sungai Batanghari adalah Sungai yang memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) terluas kedua di Indonesia dengan 4.9 Juta Hektar.
Sejak dahulu Sungai Batanghari bukan hanya sekedar ikon Provinsi Jambi. Lebih daripada itu, masyarakat Jambi memilki hubungan yang sangat erat dengan Sungai Batanghari.
Sungai Batanghari adalah sumber kehidupan bagi rakyat Jambi yang berada di sekitarnya hingga membangun peradaban.
Sungai Batanghari merupakan bagian dari kekayaan alam Provinsi Jambi yang menyediakan kebutuhan hidup masyarakat Jambi dengan kebersihan airnya untuk diminum.
Keanekaragaman spesies ikan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, dan arusnya yang menjadikannya sebagai jalur transportasi. Selain itu, Sungai Batanghari menjadi identitas masyarakat Jambi dalam melakukan
kegiatan adat dan kearifan lokal.
Keharmonisan antara masyarakat dengan Sungai Batanghari dengan masyarakat Jambi kian hari kian memudar meskipun hingga kini masih ditemui peradaban manusia di sepanjang aliran Sungai Batanghari.
Keberlangsungan hubungan antara rakyat Jambi dengan Sungai Batanghari terancam dikarenakan kondisi Sungai Batanghari yang semakin tercemar dan koto sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan.
Hal ini diakibatkan aktifitas sektor industri yang terjadi di sepanjang Sungai Batanghari. Berdasarkan catatan WALHI Jambi, kerusakan Sungai Batanghari berasal dari antara lain:
1. Pertambangan tanpa izin yang terjadi di hulu hingga hilir sungai Batanghari. Pertambangan ilegal yang banyak ditemui disepanjang sungai adalah pertambangan emas dan galian c. Akibat dari pertambangan emas adalah, air sungai menjadi tercemar zat beracun seperti mercuri dan logam berat lainnya.
Hal ini mengakibatkan air sungai tidak dapat lagi dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat karena dapat menimbulkan penyakit jangka panjang hingga kematian. dampak yang cukup ekstrim, akibat aktifitas pertambangan emas ini dapat merubah struktur aliran sungai yang dapat merusak ekosistem.
Sementara itu Galian C juga menjadi factor rusaknya Sungai Batanghari. Penggalian pada dasar sungai merubah arah aliran air sungai, penggalian yang memasuki kaki tebing sungai juga mengakibatkan sungai akan menjadi rentan runtuh dan mengakibatkan erosi ke daratan.
Selain itu, Penggalian dan pengambilan material sungai seperti pasir dan bongkahan batu turut meningkatkan laju dan kecepatan air sungai pada ketika banjir sungai, karena material sungai yang belum diambil bisa menjadi semacam barrier untuk menghambat dan mengurangi laju dan kecepatan air.
2. Deforestasi di DAS dan Sub DAS Batanghari juga menyebabkan wilayah tanggkapan air (water catchment area) menjadi hancur dan rusak sehingga air tidak dapat ditampung dan dialirkan
kembali yang mengakibatkan pendangkalan atau sedimentasi di aliran sungai Batanghari dan menurunkan kualitas air sungai.
Kemudian deforestasi yang terjadi di sekitar sungai akan mengakibatkan berkurangnya penguapan air tanah oleh pohon. Kondisi ini berakibat pada
iklim dan cuaca yang berubah menjadi lebih kering, karena curah hujan akan berkurang.
3. Pabrik di sekitar Sungai Batanghari juga menyumbangkan kerusakan Sungai Batanghari. Limbah perusahaan saat ini banyak yang dibuang langsung ke dalam sungai Batanghari. Selain
limbah, pestisida yang dibuang oleh perusahaan saat ini mencemari sungai Batanghari dan mampu menimbulkan pencemaran hingga penurunan kualitas air dan kepunahan keanekaragaman hayati.
Berdasarkan Analisa WALHI Jambi, saat ini terdapat 82 pabrik kelapa
sawit di Provinsi Jambi yang sebagian besar berkontribusi kepada kerusakan Sungai Batanghari.
Alih-alih diperbaiki, kini Sungai Batanghari semakin terancam dengan adanya rencana angkutan batubara melalui sungai Batanghari yang direncanakan oleh Pemprov Jambi. Hal ini tentunya akan menambah pencemaran di dalam sungai dikarenakan jatuhan batubara dari tongkang pengangkut atau human eror.
Selain itu, gelombang besar yang dihasilkan oleh kapal dan tongkang besar akan mengakibatkan erosi di pinggir sungai. Selain itu,saat ini sungai Batanghari mengalami sedimentasi
atau pendangkalan di beberapa titik. rencana pengunaan sungai Batanghari sebagai jalur transportasi tentunya harus melalui pengerukan atau pendalaman sungai.
Jika melakukan pendalaman sungai,
tentu akan merubah siklus dan keseimbangan sungai. Hal ini bisa terjadi erosi dan membuat sungai
menjadi semakin keruh.
Abdullah, Direktur WALHI Jambi menyampaikan penyadaran seluruh komponan yang memimpikan
bagaimana Batanghari bisa kembali pulih, bersih dan menjadi kebanggan orang Jambi bukan cerita keruh dan hancurnya Batanghari. Perlu didukung oleh kekuatan penuh bersama rakyat dan pemerintah, karena jika ini menjadi mimpi bersama tentunya harus diwujudkan bersama pula.
Melihat kondisi Sungai Batanghari saat ini, Pada HUT Provinsi Jambi yang ke- 66 ini sudah seharusnya Pemerintah dan masyarakat Jambi untuk memulihkan, mengembalikan fungsi dan kelestarian Sungai Batanghari seperti dulu agar kembali terjalin kembali keharmonisan dengan alam dan menjaga peradaban di Provinsi Jambi. (Rilis WALHI)