Banjir rob yang terjadi sejak Rabu menggenangi sejumlah titik atau lokasi di Kota Kualatungkal sebagai ibukota Kabupaten Tanjabbar seperti di Masjid Agung Al Istiqomah Kualatungkal, Hotel Rovoli, Halaman Kantor Kesbangpol, Kantor Inspektorat dan jalan-jalan protokol lainnya.
Banjir yang terjadi terus naik hingga malam ini air masih tetap tinggi namun sebagian wilayah berangsur surut.
Salah satu rumah warga di Kota Tungkal Harapan, Sri mengatakan banjir rob datang dengan begitu cepat sehingga pakaian dan sejumlah peralatan di dalam rumah tidak dapat terselamatkan.
“Banyak yang kena kali ini, baju, kasur semuanya ikut basah dan listrik sudah kami matikan,” katanya.
Sri menyebutkan banjir juga dipengaruhi salah satunya drainase yang tidak berjalan dengan baik akibat sampah yang menumpuk dan menyumbat aliran air.
“Gorong-gorong itu tidak ada lagi, sampah menumpuk di kolong yang buat tanah makin tinggi dan bukan rumahnya yang makin rendah tapi tanah yang meninggi,” katanya.
Sri juga menyebutkan biasanya air pasang tetapi tidak separah ini ketinggian airnya yang sudah mencapai setengah meter lebih.
“Jalan Setia Budi saja banyak rumah tenggelam, baru kali ini,” katanya.
Sementara itu, Bujang, warga Perumahan BTN Selempang Merah yang melintas di jalur dua Jalan Sri Soedewi mengatakan banjir begitu besar kali ini banjir mengenangi hampir sepanjang jalan. Bahkan, jalan pembatas antarjalur rata dengan air.
Dia juga mengungkapkan, banjir membuat banyak motor dan mobil yang mencoba melintas di jalur itu menjadi mogok.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjungjabung Barat, Zulfikri mengungkapkan bahwa banjir rob merupakan bencana tahunan yang terjadi di Kabupaten Tanjab Barat khususnya wilayah pesisir Kota Kualatungkal.
Banjir musiman ini sudah terjadi sejak Desember 2022 lalu hingga puncaknya pada Januari 2023 ini dan diprediksi masih akan terjadi hingga akhir Februari mendatang.
“Memang tahun ini volume air sangat tinggi jika dibanding tahun sebelumnya tentu ini mengganggu aktifitas masyarakat,” kata Zulfikri.
Banjir rob yang terjadi ini biasanya hanya berselang sekitar dua hingga tiga jam dan diimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman hewan buas dan menjaga anak-anak agar tidak mandi di genangan air yang naik dipermukaan.
“Jangan biarkan anak-anak mandi berenang di genangan air takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.