Kualatungkal, AP – Lagi-lagi, keinginan Herlia (16) dapat sembuh dari Tumor ganas dileher kanannya mendapat rintangan besar. Selain tumor yang memaksanya berhenti bersekolah, biaya pertobatan yang sangat mahal memaksa Herlia harus menerima kenyataan.
Walaupun, Herlia mendapat rujukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daud arif Kualatungkal ke RSDU Raden Mataher Jambi, oleh Dokter spesialis yang memeriksa Herlia malah menyarankan harus dirujuk ke Rumah sakit swasta di Jakarta.
Sontak, kenyataan ini membuat Herlia semakin menderita. Pasalnya, biaya pengobatan di Rumah sakit Swasta hanya bisa menggunakan separuh biaya yang ditanggung BPJS.
“Katanya harus dirujuk ke Jakarta, sementara di sana BPJS hanya bisa separuhnya, sedangkan separuhnya ditanggung pasien, jadi saya bingung pak, kasian orang tua saya. Sementara ini saya di Jambi di rumah saudara, saya juga tidak pernah menjalani rawat inap di RSUD Jambi,” ujar Herlia dengan nada tarikan napas panjang berkali-kali saat dihubungi via ponselnya kemarin, Minggu (06/11).
Herlia juga menceritakan, saat ini kondisinya semakin melemah, tumor di lehernya semakin membatasi aktivitasnya sehari-hari. Bahkan saat tidurpun ia merasa kesulitan, terlebih saat mencoba berjalan beberapa langkah, Herlia mengaku pusing yang dan nyeri di tangan kanannya.
“Saat ini sudah satu minggu dari rekomendasi dokter Jambi, hanya tinggal menunggu surat rekomendasi rujukan dari Dinkes Tanjabbar ke Jakarta. Intinya saya siap ke Jakarta pak,” harapnya.
Dengan suara yang terdengar tengah menahan sedih dan rasa sakit, Herlia berharap, baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanjabbar maupun masyarakat meluangkan waktu meminta doa, agar ia terbebas dari penyakit diderita. Selain itu ia juga berharap besar uluran tangan Pemkab membantu sepenuhnya biaya pengobatan.
“Kasian orang tua kami pak, satu rumah sudah di jual, sekarang rumah yang kami diami, sudah digadaikan, uangnya hanya untuk kami, kami kasian dengan orang tuan kami, bapak hanya seorang buruh, yang kadang kerja kadang tidak, sementara ibu hanya wanita biasa. Jangankan untuk berobat, untuk makan saja sudah susah,” tuturnya dengan suara serak dan isakan tangis kecilnya.
Sementara Pihak Dinkes Tanjabbar H. Hasbi, Kadis Sosnaketran Tanjabbar Ismunandar, hingga Kepala sekolah SMKN I Kualatungkal Marfendra membenarkan jika Herlia harus dirujuk ke Jakarta. Dengan alasan tidak mampu mengangkat tumor yang di derita Herlia, pihak RSUD Raden Mataher Jambi menyarankan harus dirujuk ke Jakarta demi keselamatan Herlia. Her