Jambi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi melakukan sosialisasi pengelolaan persampahan di Desa Kampung Laut, Kabupaten Tanjab Timur dan Desa Teluk Nilau, Kabupaten Tanjab Barat.
Sosialisasi dilakukan untuk mewujudkan program Kampung Mantap Lingkungan Hidup dan mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga lingkungannya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Dr. H. Varial Adhi Putra mengatakan, desa atau kelurahan yang disasar dalam program Kampung Mantap ini adalah desa yang berada dipinggiran sungai. Alasannya, karena prilaku masyarakatnya masih membuang sampah ke sungai.
“Tahun 2022 lalu ada 22 desa yang digarap menjadi kampung mantap. Dan Tahun 2023 ada 33 Desa meliputi 22 Desa digarap oleh DLH dan 11 Desa digarap oleh perusahaan. Jadi totalnya 33 desa,” sebut doktor lulusan Unja ini, kemarin, Jumat (16/6/2023).
Varial optimis program Kampung Mantap ini bisa mengubah prilaku masyarakat agar tidak buang sampah ke sungai berhasil. Asalkan program ini digarap bersama-sama stakeholders pemerintahan provinsi, pemkab, pemkot, pemdes, kelurahan, universitas dan LSM.
“Gerakan kampung mantap lingkungan hidup dapat berkembang dengan baik jika didukung semua pihak dan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” sebutnya.
Diakuinya, semua wilayah yang dibina tahun ini sangat terganggu dengan prilaku buang sampah ke sungai, sebab ketika banjir atau air naik, semua sampah kembali ke pemukiman. Namun warga minta dibantu dengan sarana dan prasarana serta pelatihan agar bank sampah mereka bisa berkembang.
Terpisah, Kabid Pengendali Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi, Dr. Hj. Asnelly Ridha Daulay mengaku, sosialisasi pengelolaan persampahan itu disamput antusias oleh masyarakat, karena memang mereka menghadapi masalah penanggulangan sampah.
Problem mereka selama ini, sampah dibuang warga ke laut, ketika air pasang sampahnya malah mendarat lagi ke daratan terutama datarannya lebih rendah. Selain itu, tidak adanya TPS 3R dan Bank Sampah di Desa.
“Kita sampaikan konsep 3R, Reduce,Reuse, dan Recycle kepada warga. Kita minta sampah itu dikelola dulu dirumah tangga, misalnya sampah dapur dijadikan kompos, sampah plastik dipilah-pilah, yang punya nilai dikumpulkan kemudian dijual sehingga yang diambil oleh petugas kebersihan sampahnya tinggal sedikit. Selama ini konsep mereka semua sampah diserahkan ke petugas kebersihan akibatnya kalau ada petugas sakit sampah jadi numpuk, belum lagi masalah iuran dan sebagainya,” ungkap Doktor ilmu Lingkungan IPB Bogor ini.
Selain sosialisasi soal sampah, DLH juga memberikan bibit pohon untuk ditanam di bibir sungai untuk mencegah abrasi dan menghindari sampah dari laut masuk.
“Kami juga meminta mereka untuk membuat peraturan desa dan peraturan adat di kelurahan yang mengatur prilaku warga agar tidak membuang sampah ke Sungai atau laut tapi sampah dikelola dulu dirumah tangga,” ungkapnya.
Menurut istri Tokoh Pers Jambi Mursyid Sonsang itu, setelah sosialisasi nanti warga akan dibimbing oleh koordinator lapangan yang ditunjuk oleh DLH Tanjab Barat dan Tanjab Timur untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya seperti membuat Bank Sampah, membuat peraturan desa.
“Masing-masing desa ada dua orang yang kami tunjuk untuk melakukan kunjungan dan supervisi ke Kampung Mantap dan DLH Jambi setiap tiga bulan sekali akan melihat ke lapangan sejauhmana program itu berjalan,” ibunda Ipda Fachri Muhammad Mursyid ini.
Asal tahu saja, program ini merupakan ide kilau berlian pasangan Haris-Sani, sekaligus menjawab kerinduan warga selama ini yang menginginkan aliran sungai Batanghari yang bersih dan asri seperti zaman dahulu.
Kabupaten Tanjab Barat dipimpin Anwar Sadat dan Romi Hariyanto di Tanjab Timur. Keduanya separtai dengan Al Haris, yakni di PAN. Romi digadang-gadang akan maju ke pemilihan Gubernur Jambi 2024, melawan Al Haris. (Dani/*)