Kualatungkal, AP – Rendahnya harga jual ditingkat pedagang khususnya para pedagang di dalam kota Kualatungkal, memaksa nelayan menjual hasil tangkapanya ke Pihak pengepul dari luar daerah Seperi Jambi sekiranya.
Selain harga yang menyekik nelayan, langkahnya hasil tangkapan nelayan (Ikan) oleh nelayan juga menjadi faktor langkahnya pasokan ikan segar dan sepinya lapak pedagang pedagang susnya di pasar tradisional Kualatungkal dalam beberapa bulan terakhir ini.
Dari impormasi yang dihimpun, para nelayan lebih menjual hasil tangkapannya kepada pihak luar yang berani membeli dengan harga lebih tinggi. Dari pada menjual kepada pedagang dipasaran yang hanya membeli dengan harga lebih murah.
“Hasil laut yang biasanya melimpah ruah dengan berbagai jenis ikan berkualitas, kini sangat langkah terlihat, sebab dilaut tangkapan sepi, dari pada merugi, nelayan memilih langsung lempar ke pengepul dari luar daerah, ” terang salah satu pemilik lapak pasar ikan Tanggo rajo ulu, Yantok kemarin.
Karena pasokan ikan sulit didapat kepada para nelayan setiap hari ini, saat ini kebanyakan pedagang hanya mendapatkan pasokan ikan dari kapal kecil (Pompong) dengan jenis ikan bukan ikan berkelas tinggi.
Terkait hal ini, Sekretaris Daerah(Sekda) Tanjung Jabung Barat. Ambok Tuo mengaku sudah lama memprediksi serta mendengar atas ada para nelayan Tanjabbar menjual hasil tangkapannya kepada pihak luar.
“Siapa bilang Ikan diperairan kita ini langkah, yang langkah itu dikarenakan pasokan dari nelayan kepada pedagang itu yang berkurang,” ujar mantan kepala BKD Provinsi Jambi itu.
Kata Sekda, para pedagang saat ini hanya menerima pasokan dari kapal-kapal ukuran kecil, yang hanya menghasilkan tangkapannya bukan dari laut lepas. Namun hanya nelayan pencari ikan lepas pantai.
“Kalau nelayan yang memakai kapal besar menggunakan Trawl mereka sudah bertransaksi di laut, dengan menjual kepada pihak luar, sementara yang memenuhi kebutuhan pasaran hanya nelayan kapal pompong biasa,” ungkapnya.
Diri sangat menyayangkan pasokan ikan dipasaran susah didapat, akibat nelayan lebih memilih menjual hasil tangkapan dengan harga tinggi kepada pihak luar yang bukan dari Tanjabbar.
“Hal ini akan kita pertanyakan juga kepada pihak dinas Perikanan dan Kelautan, agar apa tindakan untuk bisa mengatasi masalah ini,” Terangnya.
Sementara itu Zabur Rustam Kadis Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, saat dikomfirmasi media tidak menampik adanya transaksi dilaut yang dilakukan para nelayan kepada pihak luar selaku penampung.
“Ini sebenarnya sudah sejak lama adanya jual beli antara nelayan dengan pihak luar,” akuinya.
Dirinya menilai sebenarnya hal ini tidak masalah, sebab kalau ditampung semua kepada pihak pembeli yang ada di Kuala Tungkal tidak akan tertampung juga, sehingga nelayan memasarkan kepada pihak luar.
“Memang harga yang dijual nelayan kepada pihak luar lebih tinggi dari pada dibawah kepenampung yang ada di Kuala Tungkal. Mereka langsung menjual kepada kapal eksport dari kepulauan riau batam,” Jelasnya.
Saat ditanya kenapa para nelayan yang merupakan nelayan pencari ikan diwilayah perairan tanjabbar hingga menjual hasilnya kepihak luar. Sehingga komsumsi bagi para pedagang dan masyarakat Kuala Tungkal tidak terpenuhi.
“Komsumsi masyarakat Kuala Tungkal sudah kita penuhi, yang dijual nelayan ini merupakan ikan-ikan yang nilai ekonomisnya memang lebih tinggi, karena harga tinggi tersebut disitu mereka menghasilkan lebih besar. Sebenarnya kita sudah menghimbau agar ikannya bisa dipasarkan diwilayah kita, namun kalau nelayan memasarkannya kepada pihak luar lebih tinggi iya kita bisa apa, karena kita juga memikirkan modal yang dikeluarkan mereka saat melaut cukup lumayan besar.” Timpalnya
Kata dia, untuk langkah-langkah kedepannya agar terpenuhinya pasokan ikan ditanjabbar, pemerintah daerah harus membenahi pelabuhan khusus perikanan, dalam arti pelabuhan perikanan harus bisa memenuhi standar untuk fasilitas pendaratan kapal-kapal ikan.
“Sekarangkan untuk mendaratkan kapal-kapal perikanan kita sangat terbatas, seperti pelabuhan yang ada di Tempat Penampungan Ikan(TPI) apalagi kalau air pasang surut sangat susah, untuk itu lah kita benahi agar kapal bisa mendarat dipelabuhan kita semua,” tukasnya. (her)