“Sayo nih sudah biaso dikecilkan. Tapi biarlah,” ujarnya dalam beberapa kali kesempatan.
Pernyataan itu acap keluar tatkala ia menceritakan perjalanan hidupnya.
Delapan atau tujuh tahun lalu, siapa yang mengenal sosoknya. Kecuali mungkin hanya kalangan tertentu.
Tapi kini, namanya meramaikan bursa bakal calon Wali Kota Jambi. Dialah Budi Setiawan. Sosok sederhana yang namanya mulai dikenal dan diingat banyak orang.
Dikecilkan. Diremehkan. Hal itu tak membuat Budi Setiawan yang berlatar belakang pengusaha surut. Alih-alih ofensif, ia tetap kalem dan bergeming. Anak pensiunan TNI itu menapaki peta hidup yang ia rencanakan.
Dan kemudian kita lihat capaiannya di organisasi dan politik adalah negasi atas “cemeeh” dan yang memandangnya sebelah mata.
“Dan menjadi Ketua Golkar adalah pengalaman berharga bagi saya,” kata Budi.
Jejak Budi Setiawan di Partai Golkar bermula saat ia menjadi Ketua Angkatan Muda Partai Golkar Kota Jambi pada 2017. Saat itu Ketua DPD Partai Golkar Kota Jambi adalah Nuzul Prakasa (alm) anak almarhum Zoerman Manap. Zoerman untuk beberapa periode menjadi Ketua Golkar Provinsi Jambi.
Budi tak terhenti di situ. Saat suksesi Partai Golkar Kota Jambi pada 2021 ia ambil bagian. Jalannya tak lempang hingga akhirnya majelis “beringin rindang” mengesahkan Budi Setiawan sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Jambi 2021 hingga kini.
Jauh sebelum itu, manuver Budi sukses mengantarnya sebagai Ketua Umum HIPMI Kota Jambi 2013-2016. Tak henti di sana, ia kemudian menjadi Ketua KONI Kota Jambi 2017-2021. Dan tak lama setelahnya, ia naik level dengan menjadi Ketua KONI Provinsi Jambi hingga kini. Budi bertransformasi dan mulai diperhitungkan.
Banyak kisah orang yang dipandang sebelah mata kemudian melesat sukses. Ingat bagaimana Ferruccio Lamborghini dihina oleh Enzo Ferrari? Hinaan yang kemudian menjadi bahan bakar sekaligus katalisator. Akhirnya kita tahu, Ferruccio melahirkan Lamborghini sebagai pesaing Ferrari.
Tentu Budi bukanlah Ferruccio. Budi tetaplah Budi. Sosok pengusaha alat kesehatan yang bertangan dingin.
Saat musim Pileg yang belum lama berlalu, ia tak sesumbar untuk maju sebagai calon Wali Kota Jambi. Ia lebih memilih bekerja dalam diam untuk mensukseskan Partai Golkar.
Maka turunlah ia ke bawah. Menemui masyarakat dari pintu ke pintu. Klandestin. Jauh dari sorot media. Ia mengajak khalayak memilih Partai Golkar pada Pemilu 14 Februari lalu.
Tangan dingin Budi berkelindan dengan figur-figur caleg Partai Golkar. Teng! Akhirnya kita tahu seperti apa hasilnya. Dan banyak yang terperangah.
Partai Golkar unggul dalam perolehan suara DPRD Kota Jambi. Dari 4 kursi hasil Pileg 2019, di 2024 ini beringin kian mengakar dengan 8 kursi.
Dan Budi Setiawan tetaplah Budi Setiawan yang low profile. Ia tak jemawa dengan capaiannya itu. Perolehan suara tersebut cukuplah untuk menghentikan suara sumbang yang diarahkan kepadanya.
Maka kini saatnya Budi Setiawan kembali naik kelas. Ia mantap meramaikan bursa bakal calon Wali Kota Jambi. Kota Jambi BerBUDI.