Jambi – Pengamat ekonomi, Usman Ermulan sepakat dengan pernyataan Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto.
Agar lahan di Sungai Penuh dimanfaatkan sebagai lumbung ketahanan pangan. Kini, lahan seluas 3.000 hektare tersebut tak bisa dimanfaatkan karena terendam air.
Menurut Edi, butuh anggaran Rp1 triliun untuk menormalisasi sungainya. 3.000 hektare itu jika dikelola dan 3 kali panen dalam setahun. Jika dihitung satu hektare menghasilkan sembilan ton maka berpotensi sebanyak 81.000 ton per tahun.
Usman berharap swasembada beras dapat dilakukan era pemerintahan Gubernur Jambi Al Haris. Dibangun infrastruktur di bidang pertanian. Usman mendorong Al Haris mengejar anggaran pemerintah pusat.
“Membuat dan melancarkan penyaluran air dari daerah Sungai Penuh Kerinci ke daerah di bawahnya, Muara Emat-Sarko-Bungo dan seterusnya ke hilir Sungai Batanghari, ini perlu dipertimbangkan oleh
Pemda Provinsi Jambi. Sehingga tanah untuk sawah bisa dimanfaatkan memproduksi padi,” kata Usman pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Menurut mantan anggota DPR RI selama tiga periode di Komisi Perbankan-Keuangan dan Perencaan Nasional itu, hal tersebut akan memacu peningkatan produksi pertanian beras sehingga Jambi bisa berhasil berswasembada. Usman juga mengungkapkan bila beras dapat memenuhi kebutuhan warga maka akan berdampak dalam penanganan inflasi menjadi terkendali.
Namun jika dibiarkan begitu saja, produksi beras dalam jangka panjang akan semakin buruk sekaligus semakin mempersulit petani menjaga usaha pertanian mereka.
“Tidak semuanya tergantung dari dana APBD. Banyak program dari kementerian, banyak sekali itu, tinggal lagi kepiawaian anda selaku gubernur,” ucap mantan Bupati Tanjungjabung Barat dua periode itu. (den)