JAMBI – Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia, sebentar lagi akan dimulai.
Seorang pengamat politik Jambi, Dr. Pahrudin HM, M.A., mengingatkan agar penyalahguna Narkoba harus pikir-pikir dulu sebelum ikut maju Pilkada.
Alasannya, pemimpin itu harus sehat jasmani maupun rohani. Jika ia penyalahguna narkoba, maka bisa diartikan tidak sehat jasmani.
Penyalahguna narkoba sangat berbahaya jika jadi pemimpin daerah. Karena, kata Pahrudin, orang yang di bawah pengaruh narkoba, tidak akan bisa berpikir secara jernih.
“Kalau (penyalahguna narkoba, red) untuk dia sendiri sih mungkin tak terlalu masalah bagi kita. Jadi masalah kalau dia jadi kepala daerah, ini berbahaya bagi program pembangunan dan masyarakat yang ia pimpin” ungkap Pahrudin kepada media, beberapa hari lalu.
Pahrudin menjelaskan, kalau ada penyalahguna narkoba yang ikut kontestasi Pilkada di Indonesia ini, termasuk di Jambi, sebaiknya pikir-pikir dulu. Sebab ini akan berpengaruh besar bagi masyarakat. Selain itu, jika ini terjadi, maka tentu memberikan contoh yang tidak baik bagi masyarakat. Karena pemimpin itu sekaligus juga teladan bagi rakyat.
“Penyalahguna narkoba pikir pikir dulu untuk maju Pilkada,” tegas seorang dosen lulusan S2 Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan S3 Universitas Airlangga Surabaya ini.
Selain itu, sambung Pahrudin, kalau saja di Jambi ini ada penyalahguna narkoba ikut kontestasi baik di Pilgub, Pilbup atau Pilwako, tentu tidak akan lolos tes kesehatan jasmani.
“Maka itu, saya sarankan untuk tes kesehatan calon kepala daerah nanti, dilakukan dengan hati hati dan diperketat,” tutupnya.
Sumber : Jambiseru.com