Jambi, AP – Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) provinsi Jambi menyebutkan nilai transaksi dalam kegiatan Jambi Syariah Festival (JSF) 2016 di daerah itu mencapai Rp9,3 miliar.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, V Carlusa, mengatakan JSF yang berlangsung selama dua hari 11-12 November 2016 itu mampu membukukan nilai transaksi cukup memuaskan, Senin (14/11).
“Ditengah kondisi ekonomi saat ini yang melambat, ternyata masyarakat mengapresiasi kegiatan JSF tersebut. Terbukti nilai perhimpunan dana selama dua hari itu bisa mencapai Rp9,3 miliar,” kata Carlusa.
Pada kegiatan JSF 2016 tersebut di ikuti oleh sembilan perbankan syariah yang beroperasi di Provinsi Jambi.
Carlusa menjelaskan, perbankan syariah memiliki peran yang penting karena perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank.
“Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat diminati masyarakat,” katanya.
Industri keuangan syariah, kata Carlusa, telah berkembang pesat dalam berbagai sektor ekonomi seperti jumlah aset, jangkauan fisik dan produk keuangan yang ditawarkan.
“Produk-produk keuangan syariah telah digunakan dalam produk retail, komersial, perusahaan dan pemerintah,” katanya.
Perkembangan indikator ekonomi terkini mengindikasikan perekonomian di berbagai daerah masih menghadapi tantangan yang cukup besar termasuk kinerja sektor perbankan syariah.
Berdasarkan data, aset perbankan syariah di Provinsi Jambi pada september 2016 tercatat sebesar Rp 2,22 triliun atau 5,92 persen dari total aset perbankan yang ada.
Aset perbankan syariah itu mengalami penurunan cukup besar dibandingkan tahun lalu yakni mencapai 18,49 persen.
Sementara pada perhimpunan dana pihak ketiga (DPK), perbankan syariah juga menurun hingga 39,06 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 999,58 miliar.
Begitu juga pembiayaan perbankan syariah yang mengalami penurunan sebesar 8,89 persen menjadi Rp 2,19 triliun.
“Perbankan syariah tetap berupaya menjalankan perannya sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan,” kata Carlusa. ant