Padang-;Akmal Yusmar, Ketua Asosiasi Kopi Minang (AKM), telah resmi dikukuhkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah.
Pengukuhan tersebut berlangsung pada Minggu pagi, 8 September2024, di Kota Padang. Acara ini dihadiri oleh Kadis Perindag, Kadis Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Dinas Kebudayaan, Lingkungan Hidup, serta para tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumatera Barat berharap agar Kopi Minang dapat bersaing di tingkat nasional.
“Untuk itu asosiasi, pemerintah dan stekholder harus berkolaborasi, sehingga persoalan-persoalan yang menjadi kendala selama ini bisa terselesaikan dengan baik,” katanya.
Ia menambahkan bahwa maraknya kedai kopi di kota-kota Sumatera Barat terutama Kota Padang telah mampu menekan peredaran miras.
“Karena trend anak muda saat ini minum kopi di kafe sudah menjadi life style mereka,” ucao Mahyeldi.
Sementara itu, Akmal Yusmar, Ketua Asosiasi Kopi Minang dalam sambutannya menyoroti peran Perhutanan Sosial dalam mendorong bangkitnya kopi di Sumatera Barat terutama di hulu.
“Saat ini, Perhutanan Sosial di Sumatera Barat mencakup luas 319.656 hektare dan melibatkan lebih dari 186.083 kepala keluarga. Berdasarkan data BPS Sumatera Barat tahun 2022, provinsi ini memproduksi 2.680 ton kopi arabika.dan 11.090 ton kopi robusta, dengan total nilai ekonomi sekitar Rp726,8 miliar per tahun, di mana kopi arabika menyumbang Rp227,8 miliar dan robusta Rp499 miliar,” Akmal menjelaskan.
Kawasan Perhutanan Sosial berpotensi menyumbang 10-15 persen dari total nilai ini, atau sekitar Rp72-109 miliar. Contoh keberhasilan Hutan Kemasyarakatan Solok Radjo dan Hutan Nagari Sirukam membuktikan bahwa pengelolaan hutan berkelanjutan, di bawah tren global seperti European Green Deal dan kebijakan Deforestation-Free Supply Chains, harus mendapat dukungan penuh dari Dinas Provinsi hingga Kabupaten/Kota untuk memastikan produksi kopi Sumatera Barat ramah lingkungan, bebas deforestasi, dan siap bersaing di pasar global.