Jambi – Amruknya tembok SMKN 1 Kota Jambi menimbulkan tiga orang meninggal dunia. Kejadian ini menambah kekhawatiran warga yang tinggal dekat dengan pagar belakang GOR Kota Jambi.
Bukan hanya membanjiri halaman rumah warga bernama Neity di RT 12, Kelurahan Handil Jaya, Jelutung, Kota Jambi. Air yang terus keluar dari pagar GOR tersebut juga mengalami keretakan yang parah pada dinding rumahnya. Pihaknya telah berulang-ulang memperbaiki sumber keluarnya air.
Meskipun sudah ada upaya untuk berkomunikasi dengan pihak berwenang, harapan untuk mendapatkan solusi tampaknya sebatas harapan.
Warga telah berkali-kali melaporkan masalah ini ke pemprov Jambi. Tahun lalu, ke Syahran sewaktu menjabat Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga. Bahkan menemui langsung Gubernur Jambi Al Haris ketika membuka suatu kegiatan acara di GOR Kotabaru, untuk membahas situasi dan mencari solusi.
“Pak Haris langsung manggil Syahran yang saat itu juga hadir, untuk segera memperbaiki tetapi sampai sekarang tidak pernah ditindaklanjuti,” ujarnya.
Sampai sekarang, tidak ada tindakan nyata yang diambil. Situasi ini menunjukkan bahwa adanya kesenjangan antara harapan warga dan tanggung jawab pemerintah dalam menanggapi keluhan masyarakat.
Warga bukan ingin menuntut ganti rugi atas kerusakan yang terjadi, tetapi lebih berharap pada adanya perbaikan yang konkret untuk mencegah masalah lebih lanjut. Mereka meminta agar sumber air yang menyebabkan kerusakan segera diatasi.
Perlunya pembangunan saluran air pada bagian dalam pagar GOR untuk mengalihkan aliran air sebelum menjadi masalah serius. Paparan air yang terus menerus keluar dari pagar GOR dapat melemahkan pondasi dan amruk seperti yang dialami warga yang tinggal dekat pagar SMKN 1 Kota Jambi pada Jumat sore tadi, 4 Oktober 2024
“Genangan air bukan hanya terjadi saat hujan, tetapi juga ketika GOR sedang ada acara, ” katanya.
Tahun ini, persoalan ini juga pernah disampaikan ke Kadispora Provinsi sekarang, Novriadi. Sayangnya, lagi dan lagi hanya diberi harapan. Satu kendala utama yang dihadapi Novriadi bahwa pemerintah tidak memiliki anggaran.
(Amar Makruf Nahi Mungkar)