Ditulis oleh Rizky Firnanda.S.Pd (Mahasiswa Pascasarjana IAIPM UII Yogyakarta)
Provinsi Jambi membutuhkan pemimpin yang memiliki rekam jejak, kapasitas, dan visi untuk membawa pembangunan berkemajuan dan berkelanjutan. Al Haris, sebagai Gubernur Jambi saat ini, telah menunjukkan berbagai prestasi yang signifikan di berbagai sektor, termasuk pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, pendidikan, serta kelestarian lingkungan.
Tidak hanya itu, Al Haris juga memegang peran strategis sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), yang semakin menegaskan kepemimpinannya di tingkat nasional.
Tulisan singkat ini akan membahas mengapa Al Haris layak melanjutkan kepemimpinannya sebagai Gubernur Jambi untuk periode kedua, dengan landasan teori kepemimpinan, prinsip-prinsip keagamaan, dan pengaruh posisinya di APPSI.
Kiprah Al Haris sebagai Ketua APPSI
Salah satu capaian besar Al Haris yang memperkuat legitimasi kepemimpinannya adalah terpilihnya ia sebagai Ketua APPSI. APPSI adalah organisasi yang beranggotakan seluruh gubernur di Indonesia dan berperan dalam mengoordinasikan serta menyinergikan kebijakan antarprovinsi, baik di bidang ekonomi, pembangunan, hingga kebijakan publik lainnya.
Sebagai Ketua APPSI, Al Haris memegang peran kunci dalam memperjuangkan kepentingan daerah di tingkat nasional serta membangun kerjasama antardaerah untuk mengoptimalkan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia.
Keberhasilan Al Haris menjadi Ketua APPSI menunjukkan pengakuan nasional terhadap kemampuannya sebagai pemimpin yang mampu berpikir strategis dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dari berbagai daerah.
Hal ini juga membuktikan bahwa Al Haris memiliki pengaruh yang luas, baik dalam pengambilan kebijakan di tingkat provinsi maupun nasional. Posisi ini memungkinkan Al Haris untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Jambi dalam lingkup yang lebih besar dan membawa dampak positif bagi provinsi tersebut melalui jaringan kerjasama antarprovinsi.
Dalam konteks peran sebagai Ketua Gubernur Se Indonesia, berdasarkan Teori Kepemimpinan Jaringan (Network Leadership Theory) menjadi relevan untuk menganalisis kemampuannya. Teori ini menekankan pentingnya seorang pemimpin dalam membangun dan mengelola jaringan kerjasama lintas organisasi untuk mencapai tujuan kolektif.
Al Haris, sebagai Ketua, tidak hanya bertanggung jawab atas Jambi, tetapi juga atas koordinasi dan sinergi kebijakan antarprovinsi di Indonesia. Dengan jaringan yang luas, ia mampu membangun aliansi strategis untuk mendukung agenda pembangunan yang saling menguntungkan, baik untuk Jambi maupun provinsi lain, dan hebatnya lagi ditengah tugas yang menumpuk beliau tetap fokus berkerja untuk Jambi dan rakyatnya.
Keberhasilan Al Haris dalam perannya ini memberikan bukti konkret tentang kemampuannya untuk beroperasi dalam skala nasional, memperjuangkan isu-isu strategis seperti pengelolaan sumber daya alam, distribusi anggaran yang lebih adil, serta penguatan otonomi daerah.
Dengan memanfaatkan posisinya di APPSI, Al Haris dapat mengadvokasi program-program pembangunan yang relevan bagi Jambi, termasuk dalam meningkatkan daya saing daerah melalui kolaborasi regional.
Kepemimpinan Al Haris di APPSI memberikan dampak positif yang signifikan bagi Provinsi Jambi. Sebagai Ketua, Al Haris memiliki akses langsung ke pemerintah pusat dan mampu menjembatani kebijakan nasional yang dapat membawa manfaat bagi pembangunan di Jambi.
Posisi ini memberinya ruang untuk bernegosiasi tentang alokasi anggaran, program strategis nasional, serta memastikan Jambi mendapat perhatian yang lebih besar dalam peta pembangunan nasional.
Setidaknya hal sederhana yang terasa, adalah Jambi semakin dikenal dan perhatian pemerintah pusat semakin sering ke Jambi, bayangkan Jarang-jarang Tokoh Asal Jambi menjadi Sentral dalam kepemerintahan secara nasional.
Kepemimpinan Al Haris di Jambi dan mulai merambah ke tingkat nasional juga harus dilihat dari perspektif Islam, di mana setiap peningkatan tanggung jawab adalah amanah yang lebih besar. Islam mengajarkan bahwa kepemimpinan adalah tanggung jawab yang harus dijalankan dengan adil, jujur, dan amanah.
Dalam hal ini, Al Haris memikul amanah yang lebih besar sebagai Ketua APPSI, yang tidak hanya melayani masyarakat Jambi tetapi juga seluruh provinsi di Indonesia.
Dalam kurun waktu 3,5 tahun Al Haris sudah menunjukkan pemerintah yang bersih dan kepemimpinan yang bebas dari tindakan korupsi dan penyalahgunaan wewenang, serta juga mencakup aspek kejujuran, transparansi, etika, dan kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat. Al Haris, sebagai Gubernur Jambi, telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kepemimpinan yang bersih selama masa jabatannya.
Dalam dunia akademik, terdapat teori Kepemimpinan Bersih (Clean Leadership Theory) menyoroti pentingnya integritas dan transparansi dalam setiap aspek kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa seorang pemimpin yang bersih harus menjalankan pemerintahan tanpa terlibat dalam tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat atau melanggar etika publik. Beberapa elemen penting dari teori ini antara lain:
Integritas: Pemimpin yang bersih selalu memprioritaskan kejujuran dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan. Al Haris, selama masa jabatannya, secara konsisten mempraktikkan kebijakan yang transparan, terutama dalam pengelolaan anggaran dan program pembangunan.
Akuntabilitas: Pemimpin yang bersih memastikan bahwa semua kebijakan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan administratif. Dalam hal ini, Al Haris secara rutin melaporkan capaian program-program pemerintahannya kepada masyarakat Jambi melalui media terbuka dan platform digital.
Pencegahan Korupsi: Teori ini juga menekankan pentingnya upaya pencegahan korupsi. Selama kepemimpinannya, Al Haris berfokus pada tata kelola yang baik, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam dan proyek pembangunan infrastruktur di Jambi. Ia juga mendorong sistem pengawasan internal yang ketat guna memastikan tidak adanya penyelewengan dana publik.
Melalui penerapan prinsip-prinsip Clean Leadership Theory, Al Haris telah menunjukkan komitmennya dalam menjalankan pemerintahan yang bersih. Ia berupaya menjaga kredibilitasnya di mata masyarakat dan menolak segala bentuk korupsi yang dapat merusak kepercayaan publik.
Tidak berhenti di situ, dalam Pemerintahan nya Al Haris juga menerapkan
Teori Good Governance atau tata kelola pemerintahan yang baik adalah kerangka lain yang relevan dalam membahas kebersihan kepemimpinan Al Haris. Teori ini mengandung beberapa prinsip yang menjadi acuan penting dalam menjalankan pemerintahan yang bersih, seperti:
Transparansi: Al Haris mendorong keterbukaan dalam setiap kebijakan dan penggunaan anggaran. Dengan transparansi, publik dapat mengakses informasi tentang proyek-proyek pemerintah, sehingga meningkatkan kepercayaan dan meminimalisir potensi penyalahgunaan.
Akuntabilitas: Setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan. Al Haris menekankan pentingnya akuntabilitas dengan membangun sistem audit dan evaluasi kinerja secara berkala.
Partisipasi Publik: Dalam proses pengambilan keputusan, Al Haris melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk memberikan masukan, sehingga tercipta kebijakan yang berpihak pada kepentingan bersama.
Penerapan prinsip-prinsip Good Governance oleh Al Haris adalah bukti komitmen beliau dalam menjalankan pemerintahan yang bersih dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat Jambi. Dengan menerapkan tata kelola yang baik, Al Haris berupaya meminimalkan celah bagi korupsi dan memastikan program-program pembangunan berjalan efektif dan efisien.
Dengan Mengusung Tagline Jambi Mantap Dibawah Ridho Allah Swt, dan kesungguhan dalam berkerja serta Kebersihan Hati dan Niat dalam Kepemimpinan untuk mengabdikan diri kepada rakyat,
Dalam Islam, selain tindakan nyata yang bersih, kebersihan hati dan niat juga sangat penting dalam kepemimpinan. Kepemimpinan tidak hanya dinilai dari apa yang dilakukan di hadapan publik, tetapi juga niat yang mendasarinya. Pemimpin yang memiliki niat yang baik dan tulus dalam melayani rakyat akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung pada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Niat Al Haris yang tulus dalam membangun Jambi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tercermin dari kebijakan-kebijakan yang ia implementasikan.
Sebagai seorang muslim yang memegang teguh ajaran Islam, Al Haris menjalankan kepemimpinannya dengan niat yang bersih, yaitu untuk mengabdi kepada masyarakat dan menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab.
Kebersihan kepemimpinan Al Haris menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin yang layak untuk terus dipercaya memimpin Jambi. Dalam teori Clean Leadership dan Good Governance, ia telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang jujur, akuntabel, dan transparan.
Sementara itu, dari sudut pandang Islam, Al Haris memegang teguh prinsip-prinsip amanah, kejujuran, dan keadilan, yang menjadikannya contoh pemimpin yang ideal. Dengan kebersihan dalam kepemimpinan, baik secara moral maupun administratif,
Al Haris berpotensi membawa Jambi menuju kemajuan yang lebih besar dan lebih berkelanjutan di masa depan. Ketua Umum APPSI Dr.H.Al Haris.S.Sos.MH Layak untuk Kembali Menjadi Gubernur Jambi 2025-2030. Semoga Allah memudahkan jalannya.