Jambi – Mantan Bupati Tanjung Jabung Barat dua periode, Usman Ermulan menegaskan bahwa program calon Gubernur Jambi Al Haris dan Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani di kawasan Pembangunan Sengeti-Tungkal-Sabak (Sentusa) perlu ditinjau kembali, karena tampaknya tidak lebih dari sekadar khayalan.
“Ada pula program Haris – Sani, Sentusa, kawasan Pembangunan Sengeti-Tungkal-Sabak, sudah mengkhayal pula itu! Nak bodohi orang Tungkal? Sengeti yang terletak di Jalan Lintas Timur Sumatera meskipun tidak ada campur tangan Haris-Sani pun sudah maju. Tungkal adalah pintu gerbang jalur ASEAN dari sebagian Riau dan pulau-pulau sekitarnya. Tanpa Haris-Sani, Tungkal sudah berkembang,” ujar Usman, Selasa, 5 November 2024.
Pelabuhan Muara Sabak yang Usman perjuangkan saat menjabat anggota DPR RI melalui dana APBN 97/98 telah dibangun dengan ukuran 40×60 meter. Sayangnya, tidak dapat dimanfaatkan oleh Haris-Sani sebagai peluang ekspor CPO dari Jambi.
“Padahal Jambi memiliki area perkebunan sawit seluas 1,3 juta hektar, di mana 600.000 hektar di antaranya milik perusahaan swasta nasional dan 700.000 hektar milik rakyat,” jelas mantan anggota DPR RI yang memiliki pengalaman di komisi keuangan, perbankan, dan perencanaan nasional tersebut.
Usman menegaskan kesejahteraan masyarakat harus dirasakan dan bukan hanya sekadar khayalan terkait program seperti Sentusa. Oleh karena itu, ekspor CPO seharusnya tidak lagi melalui Dumai di Riau.
“Ekspor CPO jangan lagi melalui Dumai, melainkan harus menjadikan pelabuhan Muara Sabak sebagai pelabuhan ekspor CPO. Kuala Tungkal saja sudah bisa mengekspor minyak kelapa langsung ke Singapura,” sebut Usman.
Menurut Usman, yang pernah menjabat di Komisi APBN yang tugasnya mengkaji triliunan rupiah anggaran negara, jika ekspor dilakukan langsung dari Pelabuhan Muara Sabak, harga TBS petani sawit bisa meningkat. Ini karena ongkos dari Pelabuhan Talang Duku ke Dumai sudah mencapai Rp400/kg, sedangkan harga CPO internasional sama dari pelabuhan mana pun.
“Jadi, jika ekspor dilakukan dari Muara Sabak, petani akan mendapatkan keuntungan tambahan sekitar Rp300/kg,” ungkap Usman.
Di Jambi terdapat 1,3 juta hektar perkebunan sawit yang dikelola oleh lebih dari 1,3 juta pekerja. Bayangkan saja, jika setiap pekerja memiliki keluarga minimal 3 orang, hampir setengah dari jumlah penduduk Provinsi Jambi terlibat dalam aktivitas perkebunan sawit.
“Seorang calon gubernur perlu memikirkan hal ini dan tidak hanya menghabiskan atau membelanjakan uang APBD, tetapi juga melaksanakan program yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat, bukan sekadar program yang berlandaskan khayalan dengan program Sentusa,” kata Usman.
Mantan Staf Khusus Menteri/Kepala Bappenas ini menambahkan, sebaiknya Al Haris memprioritaskan pembangunan Jembatan Batanghari 3 atau Aurduri 3, mengingat kemacetan yang terus terjadi setiap hari di Jembatan Aurduri 1. Kondisi ini akan terus dialami dan dirasakan oleh masyarakat di wilayah provinsi bagian utara Provinsi Jambi, termasuk Aceh, Sumut, Riau, Kepulauan Riau, dan sebagian Sumbar, yang menghambat pengiriman sembilan bahan pokok. (Deni)