Kualatungkal, AP – Rahel (10) siswa SDN 8 Merlung tewas terkena setrum listrik PLN Wilayah Merlung. Tidak hanya itu, dua teman Rahel, yakni David dan Rosdandi juga nyaris menjadi korban, namun hingga kini belum ada kepastian hukum bagi korban meski ada indikasi akibat kelalaian pihak PLN Merlung.
Dari data yang di himpun Aksi Post, pihak PLN Ranting Kualatungkal telah melakukan upaya damai dengan pihak keluarga. Selain memberikan santunan kepada keluarga korban sebesar Rp 75 juta pihak PLN juga bersedia membebas tugaskan salah satu pegawai PLN wilayah Merlung yang diduga lalai menjalankan tugasnya.
Kepala PLN Ranting Kualatungkal Arham Ginting enggan berkomentar banyak saat di wawancarai sejumlah awak media. “Santunan itu bentuk bela sungkawa kami pada korban, bukan ada tujuan apa-apa,” katanya.
Disinggung soal indikasi kelalaian pihak PLN yang berakibat tewasnya Rahil, Arham justru mengaku tidak tahu. “Sekarang masih dalam penyelidikan kepolisian, yang pasti masih dalam proses,” sebutnya.
Dia juga menambahkan tidak ada pencopotan atau memberhentikan salah satu pegawai PLN di wilayah Merlung. “Itu bukan kewenangan saya, nanti saja kita tunggu prosesnya,” jawabnya sembari berdiri meninggalkan wartawan, Rabu (16/11).
Sebelumnya diberitakan, Rahil siswa kelas 4 SD dan 2 orang temannya terkena setrum listrik dari aliran PLN yang berada di lingkungan sekolah. Kawat penyangga tiang PLN ditemukan menempel ditubuh bocah malang ini, sedangkan dua orang temannya, David dan Rosdandi yang berusaha membantu juga terkena setrum tapi masih dapat tertolong. mg