Jambi – Setiap akhir pekan, kemacetan parah di jembatan Batanghari 1 atau Aurduri 1, siang hingga malam hari, Sabtu dan Minggu.
Kemacetan itu berimbas luas pada aspek ekonomi dan sosial masyarakat. Barang-barang yang harusnya tiba tepat waktu mengalami keterlambatan, memicu kenaikan harga di pasaran.
“Masyarakat tetap menunggu upaya Pemda Provinsi Jambi untuk mencarikan solusi mengatasi kemacetan yang terus menerus terjadi,” tegas Tokoh Jambi, Usman Ermulan, Rabu, 25 Desember 2024.
Kalaupun ada rencana untuk bangun Jembatan Aurduri 3, paling tidak memerlukan waktu minimal 2 tahun masa pembangunannya.
“Begitulah penderitaan pengguna Jembatan Aurduri 1 saat ini, baik masyarakat Provinsi Jambi, apalagi pengguna jalan Lintas Timur Sumatera dari pulau Sumatera sendiri maupun dari pulau Jawa. Ini adalah tantangan pemimpin di Provinsi Jambi. Tahun kapan akan berakhir penderitaan rakyat?,” ujar Usman.
Usman Ermulan yang begitu matang selama tiga periode di Komisi Keuangan-Perbankan dan Perencanaan Nasional mengatakan bahwa kemacetan tersebut jelas akan berakibat terganggunya produk Sembako hingga pengiriman CPO yang sekarang masih di ekspor melalui pelabuhan Dumai, Provinsi Riau. Mereka sangat bergantung pada arus transportasi yang lancar.
Kemudian akses transportasi untuk kebutuhan sehari-hari seperti gas LPG juga terganggu, menciptakan ketidakstabilan dalam pasokan.
“Karena angkutannya terganggu dari pengangkutan truk-truk LPG SPBE di Pematang Lumut yang harus melalui Jembatan Aurduri 1,” ujar Usman.
Usman juga menegaskan ketidakmampuan inovasi pemerintah daerah untuk membangun Jembatan Aurduri 3 akan menghasilkan kerugian ekonomi yang lebih besar dalam jangka panjang.
“Tolonglah pejabat Provinsi untuk berpikir kesulitan masyarakatnya sendiri dalam Provinsi Jambi. Ini sangat memalukan dan menjadi bahan tertawaan masyarakat yang umumnya pengguna jembatan tersebut adalah masyarakat seluruh Sumatera,” ucap Usman, juga mantan Bupati Tanjungjabung Barat dua periode. (Den)