KERINCI- Masyarakat Kerinci Sungai Penuh, yang diwakili oleh tokoh agama, masyarakat, dan politik, kembali mendesak Polda Jambi untuk segera menyelesaikan kasus ijazah Amrizal, anggota DPRD Provinsi Jambi dari Partai Golkar yang telah lama mencuat.
Mereka menganggap sudah memberikan waktu yang cukup bagi pihak berwenang untuk mengusut kasus ini, namun penanganan yang terkesan lambat memicu kekecewaan.
Tokoh masyarakat Hamka menegaskan bahwa penyelidikan yang tidak kunjung ada perkembangan memperburuk keadaan.
“Kami sudah memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan kasus ini. Namun, jelas ada dugaan pencatutan ijazah anggota Dewan Provinsi yang perlu segera diselesaikan,” ungkap Hamka, dikutip pada Kamis, 27 Februari 2025.
Ketidakpuasan terhadap lambannya proses penyelesaian kasus ini semakin memuncak. Masyarakat Kerinci Sungai Penuh, bersama dengan tokoh agama dan masyarakat, berencana menggelar aksi besar-besaran ke Polda Jambi jika dalam waktu dekat tidak ada perkembangan terkait kasus tersebut. Mereka menuntut agar masalah ini segera dituntaskan dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
“Jika dalam waktu dekat tidak ada perkembangan, kami akan langsung ke Polda Jambi. Kami ingin memastikan kasus ini segera dituntaskan dan tidak ada yang ditutup-tutupi,” lanjut Hamka.
Kasus ini bermula dari laporan pemilik ijazah yang menduga adanya pencatutan nomor ijazah oleh oknum anggota Dewan Provinsi Jambi bernama Amrizal.
Meski sudah melapor ke Polda Jambi, Hamka merasa heran mengapa pihak kepolisian tidak merespons secara serius. Ia bahkan menduga ada permainan dibalik lambannya penanganan kasus tersebut.
“Apakah ini ada indikasi permainan? Sudah jelas dan terang benderang bahwa ini adalah pemalsuan, kok tidak ditindak?” tambah Hamka dengan penuh tanda tanya.
Ia menambahkan, tuntutan masyarakat Kerinci Sungai Penuh ini bukan sekadar harapan kosong, melainkan bentuk keseriusan mereka untuk memastikan tidak ada lagi penyalahgunaan wewenang di dunia pendidikan yang merugikan banyak pihak. Ia berharap Polda Jambi dapat bertindak tegas dan memberikan penjelasan jelas mengenai status penyelidikan yang sedang berjalan.
Sebelumnya, Endres Chan, Sersan Mayor TNI-AD, juga telah mengadukan masalah ini ke SPKT Polda Jambi. Ia menegaskan bahwa Polda Jambi harus mengusut tuntas kasus ini untuk memastikan siapa pemilik sah nomor ijazah tersebut, agar tidak berdampak negatif pada masa depannya sebagai prajurit TNI.
Jika terbukti bahwa ijazah tersebut dipalsukan, hal itu bisa menghalangi langkah Endres Chan untuk melanjutkan pendidikan dan karier di institusi militer.
“Kalau dia benar, saya bersedia juga dituntut secara hukum. Tapi dia harus membuktikan dan punya alat bukti kuat dan dokumen sah. Saya minta kepada pak Polisi untuk memproses sesuai hukum yang berlaku, ini berdampak pada kesempatan saya untuk mengikuti sekolah, pasti akan dikroscek oleh pimpinan saya,” ujar Endres Chan.
Endres Chan juga telah menyampaikan situasi ini ketika bertemu dengan Direktur Krimum Polda Jambi, Kombes Pol Manang Soebeti, di ruang kerjanya. Ia menegaskan bahwa nomor ijazah yang dipermasalahkan murni miliknya dan siap bertanggung jawab atasnya. Endres juga menantang oknum anggota DPRD Provinsi Jambi yang merasa keberatan dengan pernyataannya.
“Nomor ijazah (Amrizal) murni milik saya, melalui jalur apapun saya siap bertanggung jawab. Mau katanya hilang, hanyut terbakar, anggota dewan itu berbohong. Jika dia tidak senang bahwa saya mengatakan bohong, temui saya,” ucap Endres Chan.
Endres berencana melaporkan Amrizal ke wilayah hukum Sumatera Barat, tempat surat keterangan kehilangan ijazah dikeluarkan. Ia kembali menegaskan jika anggota DPRD tersebut merasa tidak senang dengan pernyataannya, ia siap bertemu dan membuka data yang ada.
“Kita uji surat keterangan dia itu, terus nomor induk yang dia buat, itu adalah nomor rekan seangkatan sekolah saya sendiri yang juga bernama Amrizal, yang sekarang bekerja di kebun sawit di Riau. Kalau bapak itu (anggota DPRD Provinsi Jambi) merasa saya mencemarkan nama baiknya, silahkan kita saling adu argumen dan saling buka data, saya siap bertemu,” tegas Endres Chan. (Jai)