Muarasabak, AP.- Desa Kuala Dendang Kecamatan Dendang, sejak dua hari terakhir mulai tergenang air pasang. Ketinggian air pasang dari permukaan tanah bervariasi, mulai dari 40 hingga 80 centimeter. Selain mengakibatkan jalan lingkungan yang tidak dapat dilalui kendaraan roda dua, sejumlah rumah warga pun saat ini mulai tergenang.
Kepala Desa Kuala Dendang Salman mengatakan, ketinggian air pasang sebenarnya telah mulai naik sejak empat hari lalu. Dimana setiap harinya ketinggian air pasang selalu bertambah. “Hari ini (kemarin,red) saja ketinggian air ada yang mencapai 80 centimeter, sehingga kendaraan roda dua sudah tidak bisa lagi melewati jalan lingkungan,” ujar Salman.
Banjir pasang yang menggenangi Desa Kuala Dendang, terjadi di beberapa daerah yang memang memiliki dataran cukup rendah. Dimana yang terparah terjadi di RT.01 dan RT.02 Dusun Makmur, dimana ketinggian air pasang mencapai 80 centimeter dari badan jalan lingkungan setempat. Tak ayal beberapa rumah warga setempat pun tergenang hingga beberapa jam, dan pemilik rumah terpaksa mengevakuasi barang berharga miliknya.
Selain di Dusun Makmur, air pasang juga menggenani sebagian Dusun Indah. Dimana dilokasi ini beberapa rumah warga, telah tergenang setinggi 30 centimeter dari lantai rumah.
Menurut Salman, banjir pasang tahun ini lebih parah ketimbang tahun sebelumnya. Pasalnya, belum mendekati bulan Desember yang biasanya menjadi puncak banjir pasang saja, ketinggian air pasang sudah mencapai lutut orang dewasa.
“Tahun ini sepertinya lebih parah dari tahun kemarin, bulan bulan Desember saja pasangnya sudah seperti ini,” kata Salman.
Hal senada juga dikatakan M. Noor Husein, salah seorang warga Dusun Indah Desa Kuala Dendang, yang rumahnya tergenang air setinggi 30 centimeter. Menurutnya, jika curah hujan di bagian ulu sungai batanghari terus tinggi, maka dipastikan air pasang pada hari berikutnya akan terus naik.
“Belum pernah rumah saya ini kebanjiran setinggi ini, paling tinggi hanya setinggi lima centimeter. Sementara hari ini sudah mencapai 30 centimeter, tidak tau besok apa makin tinggi atau sebaliknya,” kata M. Noor, yang mengaku terpaksa mengevakuasi berbagai perabotan rumahnya. Selain menghindari terkena banjir, M. Noor pun khawatir terjadinya konsleting listrik yang tentunya sangat membahayakan anggota keluarganya.fni