Muarasabak, AP – Lahan pertanian masyarakat di Desa Simpang, Kecamatan Berbak dan Desa Kuala Dendang, Kecamatan Dendang mulai digenangi air akibat meluapnya Sungai Batanghari. Namun, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Ahmad Maushul memastikan, walaupun lahan pertanian terendam air tidak berdampak terhadap hasil pertanian.
“Air hanya merendam setengah tinggi padi, tidak merendam keseluruhan. Kalau keseluruhan atau menutupui ujung batang padi, lalu berhari-hari terendam baru tanaman padi mati,” kata Maushul, Jumat (18/11) beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, lokasi lahan pertanian yang terendam air merupakan daerah pasang surut dan tidak mempengaruhi hasil pertanian. Malahan lokasi yang terendam banjir akan menjadi daerah yang subur.
“Kejadian rutin setiap tahun, tidak ada keluhan dari petani di Desa Simpang,” bebernya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjabtim, Jakfar mengungkapkan, banjir yang terjadi masih dalam kategori normal. Pasalnya, yang digenangi hanya jalan lingkungan dan lahan pertanian saja.
“Kalau rumah yang tenggelam tidak ada, kan hanya air pasang surut saja,” jelas Jakfar.
Dari monitoring anak buahnya di lapangan, tinggi air baru mencapai 15 hingga 20 centi meter, dan belum terjadi kenaikan permukaan air. Banjir pun baru terjadi di Desa Simpang, Kecamatan Berbak serta Desa Kuala Dendang, Kecamatan Dendang.
“Selama debit air Sungai Batanghari naik, ya setiap pagi memang terendam tapi siang kembali surut, kemudian sore naik malam kembali surut,” tukasnya.
Sementara Kepala BP4K Tanjabtim, Badrud Tamam mengatakan, untuk lahan pertanian yang terendam di Desa Simpang, Kecamatan Berbak adalah lahan pertanian padi, sedangkan di Desa Kota Kandis, Kecamatan Dendang adalah lahan pertanian kedelai.
“Tapi ini hanya banjir kiriman saja, nanti juga kembali surut, tidak merendam lahan pertanian berhari-hari,” tandas Badrud. fni