Debit Sungai Batanghari di Level 4
Batanghari, AP – Dengan curah hujan yang cukup tinggi di 3 (Tiga) bulan terakhir, dua desa di Kabupaten Batanghari, berstatus siaga bencana banjir. Dua desa ini, desa Rantau Kapas Mudo di Kecamatan Muara Tembesi, dan Desa Aro di Kecamatan Muara Bulian. Untuk didesa Pulau, Kecamatan Muara Tembesi saat ini terjadi banjir dan merendam puluhan rumah warga.
Dikatakan Kabid Sosial Dinas Sosnakertran Kabupaten Batanghari Sukri mengatakan, bahwa dua desa ini terletak dibibir sungai aliran Batanghari, dan merupakan desa yang potensial tertinggi sering terjadi bencana banjir, Kami (24/11) kemarin.
“Dua desa ini langganan terjadi bencana banjir apabila sudah memasukin musim penghujan,” sebutnya.
Kondisi saat ini, debit Air Sungai Batanghari sudah cukup tinggi, apabila hujan mengguyur lebih dari tiga jam, sudah dipastikan dua desa ini akan terendam.
“Sampai hari ini (red Kamis) air naik mencapai dua meter lebih, dan sudah dilevel 4 siaga banjir, dan warga sudah was was dengan tingginya debit air ini,” ucapnya.
Dengan kondisi ini, kata Sukri, dua desa ini berstatus siaga, dan pihak Pemerintah Kabupaten Batanghari, melalui Soksaner dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah menetapkan status siaga.
“Kita sudah siapakan Sped Boot di desa Rantau Kapas Mudo, dan Desa Aro untuk menolong masyarakat jika air nanik mengevakuasi ketempat yang lebih tinggi atau aman,” bilang Sukri.
Selain Sped Boat, pihaknya juga sudah menyediakan tenda, dapur darurat, dan pasukan penanggulangan yang sudah distenbaykan di dua desa ini. “Disana sudah ada tim, namnya Tagana,” katanya.
Sementara, Kasi Penanggulan Bencana Daerah Samral, banjjir yang terjadi didesa Pulau Muara Tembesi, membernarkan saat ini desa tersebut terendam banjir. Namun, tidak ada laporan yang masuk kepihaknya sampai sore.
“Memang ada banjir, tapi laporan dari Kecamatan dan Perangkat desa tidak ada ke kita, banjir disana merencam puluhan rumah, dan memutuskan transportasi warga. Tidak ada korban jiwa pada bencana di desa Pulau Muara Tembesi,” singkatnya.
Untuk diketahui, debit air sungai Batanghari terus merangkak naik. Hal ini disebabkan, karena curah hujan di wilayah Kabupaten Batanghari beberapa pekan terakhir semakin tinggi. Sejumlah dataran rendah terancam banjir, terutama warga yang tinggal dipinggiran sungai Batanghari.
Dengan kondisi saat ini, pihak BPBD Batanghari menyatakan bahwa, wilayah Batanghari berstatus pra siaga darurat.
Kepala BPBD Batanghari melalui Kasi Bencana Alam, Samral Lubis baru baru ini mengatakan, bahwa saat ini pihaknya telah menetapkan status pra siaga darurat.
Maka, sebagai langkah antisipasi dini, pihak BPBD Batanghari sudah melayangkan surat kepada pihak Kecamatan. Hal ini dilakukan agar pemantauan terus dilakukan di setiap kecamatan sebagai antisipasi apabila terjadi bencana alam.
“Saat ini memasuki status pra siagadarurat, untuk menetapkan pra siaga darurat itu berdasarkan keputusan Bupati. Kita juga telah mengirimkan surat kepada kecamatan,”kata Samral Lubis.
Dikatakan Samral Lubis, BPBD Batanghari nantinya akan menggelar rapat gabungan untuk memantau guna antisiapasi timbulnya bencana alam.
“Pihak BPBD Batanghari terus memantau perkembangan selama tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten Batanghari sepekan ini. Giat tersebut dilakukan sebagai antisipasi terjadinya bencana alam selama musim penghujan ini. Untuk saat ini masih dalam pemantauan belum status siaga,” kata Samral Lubis.
Samral Lubis menyebutkan, untuk meminimalisir terjadinya korban bencana alam, sajauh ini pihaknya telah menyiapkan personil untuk terus melakukan pemantauan disejumlah titik terhadap kondisi maupun perkembangan debit air sungai.
Kasi Bencana Alam BPBD Batanghari Samral Lubis menambahkan, sedikitnya terdapat 84 Desa/Kelurahan yang masuk dalam kawasan potensi rawan banjir.
Namun, tidak hanya banjir yang menjadi bentuk antisipasi warga, siaga longsor dan angin puting beliung, turut masuk dalam surat himbauan BPBD yang dilayangkan kepada pihak Kecamatan.
“Surat yang kita berikan kepada camat ada tiga siaga bencana yaitu, banjir, longsor di sepanjang pemukiman bantaran sungai dan angin puting beliung. Dan kita telah meminta kepada camat untuk meneruskan himbauan ini ke Desa maupun Kelurahan,” jelasnya. Sup